“Dengan terjadinya kenaikan harga produksi bahan dasar pupuk, kami tidak dapat menaikkan HET. Oleh karena itu, volume produksi disesuaikan untuk menjaga keseimbangan,” ungkapnya.
Untuk diketahui, Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi di tahun 2024 masih sama dengan tahun 2023, yakni Rp2.250 per kilogram untuk Urea dan 2.300 per kilogram untuk NPK.
Ali Jamil menawarkan solusi dengan menarik Alokasi dari MT 2 ke MT 1 untuk memastikan pemenuhan kebutuhan pupuk.
Baca Juga: Terhimpit Masalah Ekonomi, Karyawan Toko di Karawang Akhiri Hidupnya dengan Gantung Diri
“Gunakan dulu Pupuk yang tersedia saat ini untuk segera kejar Tanam. Petani tak perlu khawatir, Pemerintah pastikan memihak petani, terutama dalam pemenuhan Pupuk subsidi,” tegasnya.
Seperti diketahui, Kementerian Pertanian berkomitmen untuk menambah alokasi pupuk sebesar Rp14 triliun pada Musim Tanam selanjutnya.
“Saat ini semua sedang dalam proses penyiapan dengan Kementerian Keuangan dan pihak terkait lainnya sesuai dengan mekanisme penganggaran,” tegasnya.
Ali Jamil menambahkan pentingnya koordinasi suara antara daerah dan pihak terkait. “Pihak terkait, seperti kepala dinas atau kabid, diharapkan untuk mendukung percepatan tanam dan penggunaan pupuk yang ada saat ini,” pintanya.
Di sisi lain, Ali Jamil juga meminta agar petani menggunakan Pupuk subsidi secara berimbang sesuai anjuran sehingga alokasi pupuk bersubsidi dapat lebih efektif dan efisien.