Strategi Komprehensif diperlukan untuk menggenjot Ekspor Produk Pangan UMKM di Tahun 2024

- 16 Februari 2024, 22:54 WIB
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga memberikan keterangan kepada wartawan usai mengunjungi pameran UMKM asal Sulawesi Utara di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (25/9/2023). (ANTARA/Aloysius Lewokeda)
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga memberikan keterangan kepada wartawan usai mengunjungi pameran UMKM asal Sulawesi Utara di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (25/9/2023). (ANTARA/Aloysius Lewokeda) /

KARAWANGPOST - Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) terus berupaya menggenjot ekspor produk pangan ke pasar global.

Caranya, memastikan keamanan pada produk yang dijual para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui berbagai program dan inisiatif.

‘‘Kementerian Perdagangan mendukung penuh upaya ekspor produk pangan ke pasar global," ujar Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga di Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Jumat 16 Februari 2024.

Baca Juga: Kementan Gerak Cepat Tangani Lahan Sawah Banjir

Jerry menjelaskan, strategi yang komprehensif diperlukan untuk menggenjot ekspor pada 2024 ini. Strategi ini meliputi diversifikasi produk ekspor, peningkatan kualitas dan keamanan produk, serta perluasan pasar ekspor ke negara-negara nontradisional.

Jerry menyatakan bahwa Kementerian Perdagangan memiliki program pendampingan dan sertifikasi Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis (Hazard Analysis and Critical Control Point/HACCP) untuk UMKM ekspor di bidang pangan.

Program ini telah berjalan sejak 2020. Rencananya, sebanyak 12 UMKM ekspor sektor pangan akan mendapatkan pendampingan dan sertifikasi HACCP pada 2024 ini.

Sertifikasi HACCP dibutuhkan dalam upaya peningkatan kualitas dan keamanan produk pangan ekspor. HACCP merupakan sebuah sistem yang bertujuan untuk memastikan keselamatan konsumen dalam mengonsumsi makanan.

HACCP meminimalkan risiko kesehatan yang berkaitan dengan konsumsi makanan dan meningkatkan kepercayaan akan keamanan makanan olahan sehingga dapat mempromosikan perdagangan dan stabilitas usaha makanan.

Baca Juga: KKP Siap Bangun Modeling Budidaya Udang di Sumba Timur NTT

Jerry menekankan, pentingnya menjaga kualitas, keamanan, dan keberlanjutan produk sebagai kunci daya saing produk ekspor ke pasar global.

Selain itu, memperluas jangkauan pemasaran produk dengan memanfaatkan peluang pasar nontradisional juga menjadi keniscayaan dalam keberhasilan mengembangkan ekspor.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD 36,93 miliar sepanjang 2023. Nilai ekspor Indonesia pada periode Januari–Desember 2023 mencapai USD 258,82 miliar, sedangkan nilai impornya sebesar USD 221,89 miliar.

Baca Juga: Bulog Targetkan Beras Impor Sebanysk 600 Ribu Ton Tiba pada Akhir Maret 2024

Sementara itu, Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Miftah Farid menyampaikan, keamanan pangan sangatlah penting untuk penetrasi dan akses ke pasar internasional.

Lebih lanjut, keamanan pangan juga dapat menciptakan reputasi yang baik terhadap produk dan perusahaan dalam jangka panjang.

“Regulasi keamanan pangan saat ini telah menjadi salah satu perhatian di pasar global. Urgensi keamanan pangan meningkat seiring penolakan atas pengiriman ekspor yang tidak memenuhi persyaratan keamanan pangan," ungkapnya.

"Hal ini mengakibatkan pemeriksaan yang lebih ketat pada negara pengimpor dan biaya transaksi perdagangan juga ikut meningkat,” tambahnya.***

 

Editor: M Haidar

Sumber: Kemendag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah