Ini Cara Memilih Konten Dakwah yang Baik Bagi Pengguna Media Sosial

15 Juli 2022, 16:00 WIB
Ilustrasi /PIXABAY/StockSnap

KARAWANGPOST - Di era digital seperti sekarang ini, arus informasi begitu cepat. Cukup banyak platform media sosial saat ini.

Tidak sedikit konten yang memuat tentang dakwah di berbagai jenis media sosial.

Karena itu, pengguna media sosial dituntut untuk cerdas dalam menangkap atau mengambil dakwah yang tersiar melalui media sosial.

Baca Juga: Review dan Sinopsis Film Drama China Challenges at Midlife (2022)

Pengurus Lembaga Dakwah PBNU, KH Soleh Sofyan mengungkapkan, ada empat cara menjadi pengguna media sosial yang cerdas dalam menangkap atau memilih dakwah.

"Yang pertama tangkap dulu apa yang kita perlukan, (misalnya) saya perlu bagaimana cara untuk wudhu, cari silakan di situ kan ada. Setelah anda menangkap cara berwudhu, maka kemudian cari referensi yang lain, yang sekiranya memperkuat. Itu penting," ungkapnya.

Kemudian yang perlu diperhatikan, kata dia, hindari mengambil dakwah yang bersifat provokatif, dan memojokkan satu kelompok dengan cara menjelekkan.

Baca Juga: Menimbun Harta Kekayaan Menurut Islam, Simak Penjelasan Ini

"Kalau dalam rangka untuk berdebat, dan sebagainya itu urusan lain. Tetapi kalau kemudian memojokkan, dan menganggap rendah itu menjadi problem," katanya dilansir dari laman resmi Nahdlatul Ulama.

Selanjutnya, memilih dan mengambil dakwah yang tidak menunjukkan afiliasi pada partai-partai atau kelompok tertentu yang berpotensi terjadinya perpecahan antara satu dan lainnya.

Baca Juga: Review dan Sinopsis Film Drama Korea Crazy Love (2022)

"Hal terpenting, jangan pernah menerjemahkan bahasa dakwah itu untuk tujuan pribadi, untuk sebuah komersil. Karena saya yakin para kiai, para ustadz itu dakwahnya adalah karena murni memang li'ilai kalimatillah," ungkapnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa tidak etis ketika ada orang menangkap dakwah itu dengan baik, tetapi digunakan untuk keburukan.

Banyak terjadi seorang kiai ceramahnya panjang, tetapi kemudian video ceramahnya di potong, maknanya bisa jadi lain.***

Editor: Ali Hasan

Tags

Terkini

Terpopuler