KARAWANGPOST - Masyarakat Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) memutuskan untuk menangguhkan keanggotaan Mali sebagai tanggapan atas peristiwa kudeta militer pada pekan lalu.
Para pemimpin dari 15 anggota ECOWAS mengadakan pertemuan darurat di ibukota Ghana, Accra.
Langkah ini ditujukan untuk menyetujui tanggapan atas penggulingan presiden dan perdana menteri oleh militer Mali untuk kedua kalinya dalam sembilan bulan terakhir.
Baca Juga: Pemerintah Kolombia Selidiki Kasus Penembakan Demonstran Dihadapan Polisi
Sejumlah negara terdekat Mali maupun kekuatan internasional khawatir pemberontakan terbaru akan merusak komitmen untuk mengadakan pemilihan presiden Februari mendatang, dan merusak perang regional melawan militan Islam.
Setelah KTT, ECOWAS memutuskan keanggotaan Mali di blok itu ditangguhkan dengan segera. Namun tidak mengumumkan sanksi seperti yang dijatuhkan setelah terjadinya kudeta pada Agustus lalu.
Melansir dari Reuters, beberapa negara anggota menutup sementara perbatasan wilayahnya dengan Mali, termasuk menghentikan transaksi keuangan.
Baca Juga: Taeyeon SNSD menari bersama Juniornya Aespa dalam Dance Challenge 'Next Level'
Mereka juga tidak meminta Presiden sementara Mali, Assimi Goita, untuk mundur. Ia merupakan kolonel tentara yang memimpin kudeta Agustus dan pemberontakan minggu lalu. Pada Jumat lalu, Assimi Goita dinyatakan sebagai presiden baru.