Siswa dan Tenaga Pendidik di Kota Tangerang dapat Bekal Adaptasi Kebiasaan Baru dari BIN

- 15 Desember 2020, 16:16 WIB
Tim Velox BIN saat memberikan edukasi adaptasi kebiasaan baru di SMP di Kota Tangerang.
Tim Velox BIN saat memberikan edukasi adaptasi kebiasaan baru di SMP di Kota Tangerang. /Ade Kurniawan/Karawangpost
KARAWANGPOST - Tim Velox Badan Intelijen Negara (BIN) memberikan edukasi adaptasi kebiasaan baru kepada siswa dan tenaga pendidik di SMPN 16 Kota Tangerang, Selasa 15 Desember 2020.
 
Ketua Tim Velox BIN, Didi Harun mengatakan melalui sosialisasi yang diberikan diharapkan sekolah dapat mempersiapkan dan menyesuaikan pembelajaran tatap muka.
 
Hal ini bertujuan mencegah timbulnya klaster-klaster baru. “Sangat penting untuk guru dan siswa agar memiliki pemahaman untuk mencegah timbulnya klaster baru karena dibukanya sekolah,” ujar dia.
 
 
Dikatakannya, Tim Velox telah memberikan edukasi ke sarana publik di berbagai Kota di Indonesia secara berkelanjutan dengan memprioritaskan di daerah zona merah Covid-19.
 
“Disampaikan bagaimana belajar tatap muka di kelas, persiapan yang harus dilakukan sekolah oleh siswa dan guru yang menyesuaikan dengan AKB,” kata dia.
 
Sementara Kabid SMP pada Dinas Pendidikan Kota Tangerang Eni Nurhaeni mengapresiasi kehadiran Tim Velox BIN yang memberikan sosialisasi dan edukasi ke SMP di Kota Tangerang.
 
 
“Kami sangat berterima kasih kepada BIN yang telah bekerjasama dalam menanggulangi Masalah covid19 ini,” ujarnya
 
Eni mengatakan, pada Januari 2021 mendatang Dinas Pendidikan telah merencanakan membuka kembali pembelajaran tatap muka. Pihaknya sudah melakukan berbagai upaya seperti sosialisasi, mengedarkan surat Walikota dan Dinas Pendidikan ke sekolah.
 
“Di dalamnya kami mengharuskan Prokes di jaga, lalu juga sarprasnya apakah itu alat cuci tangan, hand sanitizer dan lainnya,” kata dia.
 
 
Kemudian juga Sekolah diwajibkan mengadakan masker cadangan. “Bisa saja seperti kemarin ada siswa datang ke sekolah ga pakai masker, karenanya harus ada di sekolah masker cadangan,” ujarnya.
 
Lalu menjalankan skema di dalam ruang kelas sebanyak 30 persen dari jumlah siswa. “Maksimalnya 50 persen dengan tetap menjaga jarak 1,5 meter,” katanya.
 
Kemudian yang paling utama adalah guru tetap mengawasi siswa mulai dari datang di gerbang sekolah sampai di dalam kelas.
 
 
“Guru juga standby di kelas karena tak ada istirahat, Jadi mulai dari masuk tak lepas dari pengawasan guru,” tukasnya
 
Ditanyakan apakah semua SMP akan melaksanakan pembelajaran tatap muka, Eny mengatakan akan memperhatikan rekomendasi dari satgas Covid-19.
 
“Nanti dilihat situasi yang akan datang pada 11 Januari mulai tatap muka, sekarang ini 7- 8 Kecamatan kan masih zona merah, nanti dilihat rekomendasinya,” kata dia.***

Editor: Toni Kamajaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x