Inilah Jumlah Kerusakan Rumah di Sebabkan Fenomena Bencana Alam Sepanjang Tahun 2020

- 4 Januari 2021, 01:17 WIB
Tim BPBD Kabupaten Ciamis evakuasi warga terdampak banjir di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat 2020
Tim BPBD Kabupaten Ciamis evakuasi warga terdampak banjir di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat 2020 /BPBD Kabupaten Ciamis/

KARAWANGPOST - BNPB melaporkan data seluruh kerusakan rumah di akibatkan oleh bencana yang terjadi sepanjang tahun 2020 di Tanah Air.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mencatat 42.762 unit rumah rusak dengan kategori berbeda.

Sebanyak 26.196 unit rumah rusak ringan (RR), 10.394 rusak berat (RB) dan 6.172 rusak sedang (RS). Di samping itu, tercatat sebanyak 836.291 unit rumah terendam.

Baca Juga: Contraflow di Jalan Tol Jakarta-Cikampek Sempat Diperpanjang, Kini Normal Lagi

Kerusakan rumah warga tersebut diakibatkan oleh beberapa jenis bencana, seperti banjir, angin puting beliung, tanah longsor, gempa bumi dan gelombang pasang atau abrasi.

Berikut ini rincian kerusakan rumah yang diakibat oleh beberapa jenis bencana, rumah rusak akibat banjir sebanyak 24.000 unit (RB 7.755 unit, RS 3.505 dan RR 12.740).

Kerusakan rumah akibat angin puting beliung sebanyak 15.000 unit (RB 1.877 unit, RS 1.823 dan RR 11.300), sedangkan tanah longsor sebanyak 1.681 unit (RB 444 unit, RS 343 dan RR 894).

Baca Juga: Berlakukan Kuota Tiket 30 Persen Pendapatan Wahana Wisata Air Karawang Turun Drastis

Rumah rusak akibat gelombang pasang atau abrasi mencapai 154 unit dengan rincian RB 76 unit, RS 9 dan RR 69.

Bencana geologi juga berdampak pada kerusakan rumah, yaitu kejadian gempa dengan magnitudo yang berbeda. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat 11 kejadian gempa merusak pada 2020.

Sejumlah gempa tersebut mengguncang Simeuleu, Seram, Sukabumi, Tapanuli Selatan, Sabang, Maluku Utara, Bengkulu, Talaud, Pangandaran, Mamuju Tengah dan Brebes-Kuningan.

Baca Juga: Jalan Tol Jakarta-Cikampek Padat, Petugas Berlakukan Contraflow

Data kerusakan rumah akibat gempa mencapai 1.926 unit dengan rincian RB 241 unit, RS 492 dan RR 1.193.

Sementara itu, jumlah kerusakan akibat bencana sepanjang 2020 pada infrastruktur fasilitas publik sebanyak 1.542 unit.

Kerusakan mencakup fasilitas peribadatan 727 unit, fasilitas pendidikan 672, jembatan 442, fasilitas kesehatan 143 dan fasilitas perkantoran 134.

Baca Juga: Gebrak Awal Tahun 2021, Pemerintah Purwakarta Akan Buka Kelas Bahasa Korea

Sedangkan jumlah bencana sepanjang 2020 mencapai 2.946 kejadian, dengan rincian bencana alam sebanyak 2.945 dan bencana nonalam atau pandemi Covid-19 sebanyak 1.

Bencana alam yang paling banyak tercatat oleh BNPB yaitu banjir sebanyak 1.075 kejadian, kemudian disusul bencana puting beliung 880, tanah longsor 576, kebakaran hutan dan lahan 326, gelombang pasang dan abrasi 36, kekeringan 29, gempa bumi 16 dan erupsi gunung api 7

Di samping dampak kerusakan fisik, sejumlah bencana mengakibatkan jatuhnya korban meninggal maupun warga terdampak.

Baca Juga: Lupakan Kasus Prostiusi Online, Artis Tania Ayu Rayakan Tahun Baru di Bali

Bencana alam sepanjang 2020 mengakibatkan korban luka-luka 536 jiwa, meninggal dunia 370 jiwa dan hilang 39. Sedangkan serangkaian bencana yang terjadi menyebabkan lebih dari enam juta warga menderita dan mengungsi.

Peristiwa sepanjang 2020 menjadi pembelajaran kepada masyarakat Indonesia. Upaya pencegahan dan kesiapsiagaan sangat dibutuhkan dalam pengurangan risiko bencana (PRB).

BNPB berharap sinergi multipihak atau pentaheliks dapat terus ditingkatkan, yaitu pihak pemerintah, akademisi atau pakar, masyarakat, dunia usaha dan media massa.

Baca Juga: Jalani Tes Kejiwaan, Perempuan Penghina Pancasila asal Karawang

Pada akhirnya dengan sinergi yang terus menerus dan langkah konkret setiap heliks pada PRB dapat berdampak pada resiliensi masyarakat Indonesia dalam menghadapi bencana.***

Editor: M Haidar

Sumber: BNPB Indonesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x