BMKG: 31 Kali Gempa Bumi Guncang Sulawesi Barat

- 16 Januari 2021, 23:57 WIB
Seekor kucing melintas di dekat bangunan yang roboh akibat gempa bumi magnitudo 6,2 di Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu (16/1/2021).
Seekor kucing melintas di dekat bangunan yang roboh akibat gempa bumi magnitudo 6,2 di Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu (16/1/2021). / Antara Foto/Sigid Kurniawan/

KARAWANGPOST - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi multi risiko baik dari aspek cuaca, iklim, gempa atau tsunami yang semakin meningkat terutama memasuki Januari, Februari, hingga Maret 2021.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menatakan sampai Maret masih ada potensi multi risiko, tapi untuk hidrometeorologi puncaknya pada Januari-Februari seiring potensi kegempaan yang meningkat dan dimohon masyarakat tetap waspada. dmenurutnya dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Jumat, 15 Januari 2021.

BMKG telah mengeluarkan informasi potensi bencana bersamaan dengan prakiraan musim hujan sejak awal Januari 2021. Tercatat sejumlah daerah mengalami bencana banjir dan tanah longsor akibat peningkatan curah hujan.

Begitu pula dengan potensi kegempaan, gempa dengan kekuatan signifikan terjadi di sejumlah daerah, yang terbaru gempa dengan magnitudo 5,9 yang mengguncang Majene, Sulawesi Barat, pada Kamis (14/1/2021) pukul 13.35.49 WIB.

Baca Juga: Wacana Rapid Test Antigen Acak Pemkab Karawang pada Pelaksanaan PPKM Hari Keenam 

Kemudian gempa tektonik dengan kekuatan yang lebih besar M6,2 terjadi pada Jumat (15/1/2021) dinihari pukul 01.28 WIB yang lebih mengguncang dan merusak.

“Episenter gempa kurang lebih sama terletak 6 kilometer arah timur laut Majene dengan pusat gempa 10 kilometer. Ini gempa dangkal yang tentunya karena magnitudonya sangat besar, guncangannya juga sangat dirasakan di permukaan,” ujar Dwikorita.

Lebi lanjut Dwikorita menjelaskan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar Mamuju. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).

Baca Juga: Penerima Vaksin Bisa Registrasi Melalui Aplikasi Whatsapp

Guncangan gempa bumi dirasakan di daerah Majene, Mamuju dengan skala  intensitas V-VI MMI (getaran dirasakan oleh semua penduduk, dan bersifat merusak), Palu, Mamuju Tengah, Mamuju Utara, dan Mamasa III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu).

Dari skala intensitas guncangan tersebut dapat diperkirakan bahwa kerusakan terbesar terjadi di wilayah Mamuju. Hingga pukul 23.00 WITA, BMKG mencatat terjadi 31 kali gempa bumi terdiri dari dua gempa signifikan dan 29 gempa susulan.

“Berdasarkan data kegempaan yang kami rekam dan historis gempa, kami menganalisis masih memungkinkan adanya gempa susulan yang cukup kuat seperti dini hari yang lalu atau bahkan lebih. Karena itu kami mengimbau masyarakat untuk menghindari bangunan dan gedung-gedung tinggi karena dikhawatirkan masih berpotensi gempa susulan,” katanya.

Baca Juga: Tim SAR Temukan Dua Korban Tertimbun Tanah, Total Jadi 27 Korban Longsor Cimanggung

Karena masih adanya potensi gempa susulan yang cukup kuat, BMKG menurunkan tim di lapangan dan memasang alat untuk memonitor gempa-gempa susulan agar dapat memberikan estimasi kapan gempa-gempa susulan tersebut berakhir.

Kemuadian, memetakan dampak kerusakan, sekaligus untuk menenangkan masyarakat melalui sosialisasi/literasi terkait kejadian gempa bumi ini, perkembangannya dan langkah kewaspadaan yang harus dilakukan.

Baca Juga: 115 Kios Lenyap pada Kebakaran Pasar Inpres Subang

Dwikorita jga meminta masyarakat dan pemerintah daerah setempat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan potensi tsunami apabila terjadi gempa susulan yang dapat memicu longsor di bawah laut, mengingat pelamparan sesar naik Mamuju yang menjadi sumber gempa berada di dasar laut sebelah barat Pantai Mamuju.

Mengingat dalam beberapa hari/minggu ke depan masih berpotensi terjadi gempa-gempa susulan,  kami imbau masyarakat di daerah terdampak agar menjauhi atau tidak tinggal di  bangunan yang rentan atau sudah retak/miring akibat gempa sebelumnya.

Baca Juga: Kim Jong Un Bersumpah Korut Punya Senjata Nuklir Terkuat di Dunia

"Apabila kebetulan masyarakat yang berada di wilayah pantai merasakan guncangan gempa lagi, agar segera menjauhi pantai menuju ke tempat yang lebih tinggi, tidak perlu menunggu peringatan dini,” tegasnya.

Hal ini untuk mengantisipasi potensi tsunami seperti yang terjadi di Palu pada 2018, dimana kejadian tsunami sangat cepat hanya 2-3 menit setelah gempa terjadi dan meminta masyarakat di sekitar pantai untuk segera menyiapkan jalur evakuasi dan membuat tempat evakuasi sementara di tempat yang lebih aman.***

Editor: Zein Khafh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x