BMKG: Banjir Pesisir Manado Bukan Tsunami

- 19 Januari 2021, 19:37 WIB
Banjir di Pesisir Manado
Banjir di Pesisir Manado /Tangkap Layar YouTube/


KARAWANGPOST
- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memaparkan banjir pesisir yang melanda Manado, Sulawesi Utara pada Minggu, 17 Januari 2021 bukan tsunami. Banjir tersebut merupakan salah satu kejadian cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Indonesia, karena itu masyarakat diimbau tidak panik.

Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo mengatakan, peristiwa naiknya air laut yang menyebabkan banjir yang terjadi di Pesisir Manado merupakan salah satu kejadian cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Indonesia.

"Jadi masyarakat tidak perlu panik dan tidak perlu mengungsi, tapi tetap waspada dan terus memantau serta memperhatikan update informasi cuaca terkini dari BMKG," kata Eko Prasetyo di Jakarta, Senin, 18 Januari 2021 lalu.

Baca Juga: Banjir Rendam 260 Rumah di Kota Malang

Eko menjelaskan, peristiwa tersebut terjadi karena dipengaruhi beberapa faktor, antara lain angin kencang dengan kecepatan angin maksimum 25 Knot yang berdampak pada peningkatan tinggi gelombang di Laut Sulawesi, Perairan utara Sulawesi Utara, Perairan Kepulauan Sangihe - Kepulauan Talaud dan Laut Maluku bagian utara dengan ketinggian gelombang mencapai 2,5 - 4,0 meter.

Bersamaan dengan itu juga, adanya pengaruh kondisi pasang air laut maksimum di wilayah Manado yang menunjukan peningkatan pasang maksimum harian setinggi 170 - 190 cm dari rata-rata tinggi muka air laut (Mean Sea Level/MSL) pada pukul 20.00 - 21.00 WITA.

Baca Juga: Sebanyak 500 Orang Terpaksa Mengungsi Akibat Banjir dan Longsor di Kota Manado

Berdasarkan analisis gelombang, diketahui bahwa arah gelombang tegak lurus dengan garis pantai sehingga dapat memicu naiknya air ke wilayah pesisir.

"Akumulasi kondisi di atas yaitu gelombang tinggi, angin kencang di pesisir dan fase pasang air laut maksimum yang menyebabkan terjadi kenaikan air laut sehingga mengakibatkan banjir yang terjadi di Manado," jelasnya.

Baca Juga: BMKG Ungkap Historis Gempa Bumi Tahun 1969 di Majene-Mamuju

Lebih lanjut Eko mengatakan, beberapa hari terakhir wilayah Sulawesi Utara dilanda hujan lebat, angin kencang dan gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan. Fenomena cuaca tersebut sebenarnya merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi terutama pada saat puncak musim hujan seperti saat ini.

"Karena itu kami mengimbau masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir selalu mewaspadai ancaman bahaya pesisir ketika fase pasang air laut berbarengan dengan gelombang tinggi," ujarnya.

Baca Juga: Antisipasi Penjarahan Pasca Gempa, Aparat Kepolisian Disiagakan di Toko dan SPBU Sulbar

Masyarakat juga diharapkan mengambil langkah antisipasi terhadap potensi masuknya air laut ke daratan pada saat fase pasang air laut yang bersamaan dengan gelombang tinggi dan angin kencang.

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk terus memperhatikan informasi cuaca terkini dari BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Bitung dan mengikuti arahan dari BNPB/BPBD setempat.***

Editor: Zein Khafh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x