1,3 Juta Data Pengguna e-HAC Bocor, Potensi Kerugian Mencapai Rp2,8 Triliun

- 1 September 2021, 20:15 WIB
Ikustrasi - Pembobolan data pribadi
Ikustrasi - Pembobolan data pribadi /Pixabay/teguhjatipras/
 
KARAWANGPOST - Sebanyak 1,3 juta data pengguna electronic-Healt Alert Card (eHAC) alami kebocoran.
 
Tidak jauh berbeda dengan aplikasi PeduliLindungi, aplikasi eHAC ini merupakan aplikasi yang memuat data hasil tes COVID-19 dan data diri penumpang transportasi umum.
 
Selain itu, aplikasi ini juga dibuat untuk mengatur mobilitas pencegahan penyebaran COVID-19.
 
 
Ketua Lembaga Riset Siber CISSReC Pratama Persadha memberikan keterangan terkait potensi kerugian yang ditimbulkan akibat kebocoran data tersebut.
 
Pratama mengatakan kebocoran data tersebut berpotensi picu kerugian sebesar Rp2,8 triliun.
 
"Potensi kerugian bisa mencapai 2,8 triliun dafi bocornya daya eHAC karena data-data yang terkuak itu punya nilai jual yang besar karena begitu vital," ungkap Pratama, dilansir pada Rabu September 2021.
 
 
Pratama juga memaparkan, data vital tersebut meliputi nama, nama rumah sakit, alamat, hasil tes PCR, dan akun eHAC. Data detail rumah sakit dan dokter yang pernah menangani pengguna juga bisa terlihat.
 
Bahkan data vital tersebut juga meliputi data hotel tempat user pernah menginap, nomor KTP dan Paspor, serta alamat email.
 
Terkait peristiwa kebocoran data tersebut, Pratama menilai masyarakat akan semakin tidak percaya terhadap pemerintah.
 
Ditambah saat ini digadang-gadang aplikasi serupa yakni aplikasi  PeduliLindungi akan dijadikan syarat bagi masyarakat untuk mengakses tempat umum.***

Editor: M Haidar

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x