Network
KARAWANGPOST - Tujuh dosa mematikan, juga disebut tujuh dosa besar atau tujuh dosa utama, dalam teologi Roma, tujuh kejahatan yang memacu dosa lain .dosa dan perilaku tidak bermoral lebih lanjut.
Pertama kali disebutkan oleh Paus Gregorius I pada abad ke-6 dan dielaborasi pada abad ke-13 oleh St Thomas Aquinas, mereka adalah:
Kesombongan, atau kebanggaan, keserakahan atau ketamakan, nafsu, atau hasrat seksual yang berlebihan atau terlarang, iri hati, kerakusan, yang biasanya dipahami termasuk mabuk, murka atau kemarahan, dan kemalasan.
Baca Juga: Lirik dan Terjemahan Lagu LALISA Lisa BLACKPINK
Masing-masing dapat diatasi dengan tujuh kebajikan yang sesuai dari amal, kesucian, syukur, kesederhanaan, kesabaran, dan ketekunan.
Tujuh dosa mematikan dapat dianggap sebagai kecenderungan terhadap dosa dan keterpisahan dari Tuhan.
Nafsu, misalnya, dapat mengakibatkan perzinahan yang merupakan dosa berat atau dapat menyebabkan pemikiran amoral yang kurang disengaja yang akan diklasifikasikan sebagaidosa-dosa ringan.
Baca Juga: Biography Singkat Kapten Masrin Hasan Muhammad Pahlawan Rengasdengklok Karawang
Dosa-dosa mematikan adalah tema populer dalam drama moralitas, sastra dan seni Abad Pertengahan di Eropa.
1. Kesombongan
Daftar tujuh dosa sering menggunakan kesombongan dan kesombongan secara bergantian. Tapi secara teknis, mereka bukanlah hal yang sama, kata Kevin M. Clarke, seorang profesor kitab suci dan patristik di St. Patrick's Seminary and University yang telah mengedit sebuah buku tulisan sejarah tentang tujuh dosa mematikan.
“Vinglory adalah semacam sifat buruk yang membuat kita memeriksa jumlah 'suka' kita di media sosial,” katanya. “Vinglory adalah tempat kita mencari pengakuan manusia.”
Baca Juga: Ratu Elizabeth Berdoa untuk Para Korban Serangan 9/11
