Baca Juga: Bangkitkan Pariwisata, Sandiaga Uno Gencarkan Vaksinasi di Daerah Tempat Wisata
"Di tubuh lumba-lumba teerkandung potensi yang bisa menyelaraskan kerja saraf motorik dan sensorik pendeerita autis. Sebab, lumba-lumba mempunyai gelomba sonar yang dapat merangsang otak manusia untuk memproduksi energi yang ada dalam tulang tengkorak, dada, dan tulang belakang pasien sehingga dapat membentuk keseimbangan antara otak kanan dan kiri," ujar dr. Endangspesialis fisioterapi.
Di samping itu, lanjutnya, dapat juga meningkatkan neurotransmitter. Dengan sifat dasar yang memiliki kasih sayang dan suka menolong itu. Menurut Endang, lumba-lumba sangat membantu dalam proses terapi.
"Pasien akan tertarik dan lebih rileks untuk berinteraksi sehingga mempengaruhi peningkatan respon kognitif, fisik dan afektif." ungkapnya.***