Waspada Stres Bisa Menyebabkan Otak Mengecil

- 15 September 2021, 16:29 WIB
Ilustrasi - Dalam.keadaan stres berat
Ilustrasi - Dalam.keadaan stres berat /Pixabay/geralt/

KARAWANGPOST - Hidup dalam keadaan stres ternyata tidak hanya bisa mempengaruhi kemampuan berpikir dan daya ingat karena otak mengecil, tapi juga membuat daya tahan tubuh semakin buruk dan memudahkan penyakit masuk ke dalam tubuh.

Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa hormon stres seperti kortisol, akan meningkatkan resiko untuk menderita hipertensi, penyakit jantung, dan sebagainya.

Ternyata bukan itu saja, penelitian terbaru yang dilaporkan dalam Jurnal Psychoneuroendocrinology, mengatakan bahwa hormon stres juga akan membuat otak mengecil.

Baca Juga: Taqy Malik Mengaku Tidak Tahu Ayahnya Menikah Lagi

Hormon stres yang tinggi akan membuat daya ingat menurun dan hippokampus (bagian di otak) akan mengecil. Hippokampus ini merupakan bagian otak yang berfungsi dalam proses belajar dan daya ingat.

Penelitian yang dilakukan hingga 6 tahun ini, mengukur kadar kortisol dalam sekelompok orang dewasa. Ditemukan, orang yang mempunyai kadar kortisol yang tinggi secara terus menerus akan mempunyai test daya ingat yang lebih buruk dengan dengan orang yang mempunyai kadar kortisol rendah hingga sedang.

Selain itu, paparan yang lama terhadap kadar kortisol yang tinggi akan membuat daerah hippokampus di otak, mengecil sebanyak 14%.

Baca Juga: Cara Membuat Clay Dari Tepung Maizena Kualitas Nomor Satu

Mungkin ini dapat menjelaskan mengapa pada beberapa orangtua menunjukkan daya ingat maupun kemampuan berpikir yang buruk, sedang orangtua lainnya menunjukkan
sebaliknya.

Bagaimana pengaruh kortisol terhadap anak-anak? Peneliti menemukan, peningkatan kortisol secara temporer mempengaruhi kemampuan berpikir dan daya ingat, tapi ini hanya terjadi secara temporer pula.

Penelitian lain menunjukkan bahwa anak dan remaja yang berasal dari golongan sosial ekonomi lemah menunjukkan kadar hormon stres yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang berasal dari golongan sosial ekonomi yang lebih mampu.

Baca Juga: Iphone 13 Rilis, Inilah Series Iphone 13 beserta Harganya

Ini menunjukkan bahwa stres dapat mempengaruhi fungsi otak, tanpa melihat pada usia. Dan  stres dapat terjadi pada semua kelompok usia yang akan mempengaruhi fisik maupun mental penderitanya.

Sementara itu, penelitian lain yang dilakukan oleh para peneliti dari Australia membuktikan bahwa ada kaitan ilmiah antara tekanan emosional dan sakit.

Mulai dari masuk angin biasa hingga kanker. Kelompok peneliti dari Gervan Institute, Sydney, pekan lalu, mengumumkan mereka menemukan hormon yang dilepaskan ke tubuh saat orang dilanda stres, yakni neuropeptide Y (NPY) merongrong sistem kekebalan tubuh. Sehingga, membuat anda jatuh sakit.

Baca Juga: Bikin Ngiler! Cara Membuat Es Cendol, Simak Resepnya

"Sampai kini ada bukti kuat kaitan antara otak dan sistem kekebalan. Namun pada saat ini
kita telah mendapatkan koneksi itu, Saat stres, saraf melepaskan banyak NPY. Hormon itu
masuk ke aliran darah, tempat hormon tersebut menghuni sel-sel dalam sistem kekebalan dan
membinasakan patogen dalam tubuh. Bahwa stres membuat anda sakit kini bukan lagi suatu
mitos. Itu kenyataan dan kita perlu menghadapinya dengan serius." ujar Fabienne Mackay Peneliti dari Australia. Penemuan kelompok itu dipublikasikan dalam Journal of Experimental Medicine.

Para peneliti mengemukakan mereka berharap karya mereka akan menghasilkan dua jenis intervensi terapeutik. Herbert Heerzog salah satu ilmuwan lainnya, mengemukakan neuropeptide Y telah diketahui akan mempengaruhi tekanan darah dan detak jantung.

Namun temuan dampak hormon itu pada sistem kekebalan telah membuka pintu baru untuk mengatasi berbagai penyakit.

Baca Juga: Cara Membuat Bolu Chiffon Ketan Hitam Pandan

"Stres membuat anda lebih rentan saat anda, misalnya terkena flu, dan bahkan dalam situasi yang lebih serius, seperti kanker. Hormon itu dapat membuat sakit menjadi lebih parah dalam situasi ini," kata dia kepada Radio ABC.

Penyakit lain yang memiliki kaitan dengan stres antara lain rhematoid arthritis, multiple scelerois, penyakit Crohn, diabates tipe 1 serta lupus. Mackay menjelaskan, diperlukan waktu bertahun-tahun untuk mengembangkan obat guna menghadapi pengaruh NPY.

Solusi terbaik untuk jangka pendek adalah memerangi stres mereka. "Hal terbaik yang dilakukan adalah menghilangkan stres dari kehidupan kita dengan cara mengorganisasi kembali cara hidup kita. Mengubah gaya hidup kita dan menggunakan berbagai cara, seperti yoga dan relaksasi, semampu kita," katanya.***

Editor: M Haidar

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x