Ini Alasanya, Mengapa Anak Tidak Boleh Gemuk?

- 16 September 2021, 02:29 WIB
Ilustrasi - Ayah dan anak laki-laki
Ilustrasi - Ayah dan anak laki-laki /Pexels/Mart Production/

KARAWANGPOST - Anak gemuk memang terlihat lucu dan menggemaskan. Namun, gemuk ternyata tidak selalu berarti sehat, melainkan bisa juga sebagai indikasi adanya penyakit yang harus diperiksa sejak dini.

Masalah anak gemuk, tidak hanya terdapat di negara-negara maju, di negara berkembang seperti Indonesia, di kota maupun di sebagian desa, semakin banyak ditemukan anak yang gemuk.

Tidak selalu harus berasal dari keluarga kecukupan. Makan nasi melebihi porsi pun bisa saja bikin badan jadi luar biasa subur.

Baca Juga: Karawang Wisata Religi Makam Para Bupati Terdahulu

Gemuk sudah menjadi wabah di dunia. Dulu, negara-negara di Afrika banyak yang kelaparan. Sekarang, pusat-pusat pelangsingan tubuh sudah mulai banyak bermunculan di sana.

Pola makan berlebih dan harga buah serta sayur-mayur lebih tinggi dari harga gorengan, gula, dan camilan, itulah yang menjadikan tubuh cenderung kelebihan kalori.

Gemuk juga untuk sebagian orang masih menyimpan lambang kemakmuran. Benar. Sebagian besar orang tua, ibu khususnya, menginginkan anaknya berbadan gemuk. Selain lucu, anak montok juga melambangkan keluarga yang makmur.

Baca Juga: Patut Bangga, Kampung Tajur Purwakarta Masuk Nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021

Pesan keliru yang diwariskan sebagai mitos inilah yang perlu dikoreksi, oleh karena anak yang tidak gemuklah yang sebetulnya didambakan pemerintah di negara maju.

Di mana-mana negara maju, lebih banyak manajer yang tidak gemuk dibanding yang gemuk. Kini, Amerika Serikat tengah bergulat menghadapi anak sekolah yang lebih separo populasinya tergolong gemuk.

Sebagian besar membutuhkan konsultasi dokter. Berbagaiupaya dilakukan, namun belum seluruhnya teratasi. Kita bisa memaklumi kalau anak Amerika cenderung kelebihan berat badan, mungkin sudah sejak usia bayi mula.

Baca Juga: Pesona Geopark Ciletuh Sukabumi, 7 Curug yang Menyimpan Keindahan Alam

Namun, kalau banyak pula anak-anak kita yang gemuk, tentu ada yang keliru dalam pola dan kebiasaan makan mereka. Junk food adalah salah satu penyebabnya. Anak-anak di negara maju, pilihan menunya yang cenderung membuat mereka jadi kelebihan berat badan.

Kita memahami, menu junk food kaya lemak, boros gula, dan garam, serta sangat tinggi kalori. Lidah anak zaman sekarang sudah terkondisikan dengan cita rasa gurih,manis, asin, dan serba berbumbu.

Itu pula yang menggiring mereka tidak lagi begitu
menyukai menu meja makan ibu. Demikian pula agaknya anak-anak kita di perkotaan.

Baca Juga: Chocolate Swiss Rolls Bake, Coklatnya Swiiiis Banget

Mereka sudah terkondisikan pula oleh menu harian yang serba junk food di luar rumah, dan kehilangan selera makannya di meja makan ibu.

Semakin dimanjakan anak oleh menu di luar rumah yang cenderung melebihi porsi kebutuhan tubuh, semakin besar potensi untuk menjadi gemuk, dan terus bertambah gemuk.

Anak dan bayi di pedesaan, yang bukan dari keluarga kecukupan pun, sudah tercemar oleh pilihan menu (jajanan) yang sekaliber junk food, kalau jenis jajanan pizza, burger, atau hot dog sudah masuk desa, selain penganan yang serba manis, dan berlemak tinggi.

Baca Juga: Bikin Ngiler! Cara Membuat Es Cendol, Simak Resepnya

Selain itu, rata-rata bayi di desa juga sudah lebih dini dan belum waktunya diperkenalkan jenis makanan
padat, sehingga badannya rata-rata melebihi ukuran seusianya, mungkin lantaran ketidaktahuan.

Memberi nasi, pisang, bubur, sebelum bayi berumur 5 bulan, salah satu penyebab kenapa banyak bayi di pedesaan menjadi gemuk.

Kegemukan sejak bayi tidak boleh terjadi, oleh karena pola dan ukuran sel-sel lemak tubuhnya sudah telanjur terbentuk salah. Selain jumlah sel-sel lemaknya terbentuk lebih banyak dari anak normal, ukurannya pun lebih besar.

Baca Juga: Cara Membuat Bolu Chiffon Ketan Hitam Pandan

Itu maka, sebaiknya anak tidak gemuk sejak usia bayi. Gemuk yang sudah telanjur terbentuk, sukar mengempiskannya lagi, kecuali menerimanya saja sebagai bakat yang dibawanya sampai usia dewasa.

Diet tanpa pengawasan dokter tidak dianjurkan bagi anak yang gemuk. Dalam masa pertumbuhan, tubuh anak tidak boleh sampai kekurangan zat gizi.

Jika diet menguruskan badan tidak tepat, yang berkurang dalam menu bukan cuma kalorinya, melainkan juga semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh anak untuk pertumbuhan.

Baca Juga: Doa Turun Hujan dan Doa Setelah Turun Hujan

Bukan cuma lemak dan kalori yang berkurang dengan diet langsing bukan dari dokter, melainkan semua zat yang terkandung dalam menu harian akan ikut susut juga. Dan ini tidak boleh terjadi.

Obat antilemak seperti yang dikonsumsi orang dewasa yang lemak darahnya tinggi, tidak dianjurkan diberikan kepada anak. Diharapkan, dengan mengurangi porsi menu berlemak, berkolesterol, ditambah rutin latihan jasmani, lemak darahnya bisa turun menjadi normal.

Yang dapat dilakukan mungkin dengan cara akupunktur yang bisa menekan nafsu makan, sambil tetap mengatur kecukupan gizi agar pertumbuhan anak tetap tercukupi.

Halaman:

Editor: M Haidar

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x