Pascabanjir Bandang Garut, Akses Jalan ke Desa Cinta, Sudah Bisa dilalui Kendaraan Kembali

- 30 November 2021, 12:55 WIB
Kondisi jembatan saat diterjang banjir bandang di Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Garut
Kondisi jembatan saat diterjang banjir bandang di Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Garut /karawangpost/BPBD Kabupaten Garut



KARAWANGPOST -  Pasca banjir bandang yang terjadi di wilayah Kabupaten Garut Jawa Barat, saat ini beberapa titik akses jalan sudah dapat dilalui kendaraan kembali.

Berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Garut per Senin 29 November 2021 pukul 23.00 WIB menyampaikan bahwa akses jalan yang terisolir ke Desa Cinta sudah bisa dilalui dengan kendaraan roda dua.

Penanganan percepatan bencana banjir bandang juga terus dilakukan, salah satunya dengan mendirikan tiga titik pos pengungsian di Kecamatan Karangtengah.

Baca Juga: Liga 1 Indonesia: Persib Jadi Tim Paling Minim Kebobolan, Para Pemain Recovery Jelang Kontra Madura United

Lokasi pos pengungsian berada di Masjid Ar-Ridho Desa Caringin, Pesantren As-Sarif Desa Cinta dan Madrasah Desa Sukamukti.

Hasil assesement sementara, terdapat 80 jiwa yang mengungsi di Desa Caringin, 272 jiwa di Desa Cinta dan 65 jiwa di Desa Sukamukti.

Pendirian dapur umum juga telah dilakukan di 4 titik yakni 1 titik di Kecamatan Sukawening dan 3 titik di Kecamatan Karangtengah.

Baca Juga: Gempa Hari Ini: 30 November 2021, Gempa M 4.4 SR Guncang Wilayah Keerom Papua

Selain itu, bantuan logistik juga disalurkan bagi para warga terdampak. Tercatat kebutuhan mendesak saat ini berupa kebutuhan balita (popok bayi).

Atas kejadian banjir bandang ini, Bupati Garut telah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari, terhitung sejak tanggal 28 November - 11 Desember 2021.

Baca Juga: Destinasi Wisata Air Ciheuleut di Subang, Nikmati Outbond dan Sepeda Gantung

Memasuki husim hujan, masyarakat diharapkan dapat melakukan aksi dini, salah satunya melakukan saling berkoordinasi antara masyarakat yang berada di kawasan hulu dengan mereka yang berada di sisi hilir.

Koordinasi dengan radio komunikasi dapat melibatkan organisasi masyarakat seperti RAPI atau Orari atau penggunaan telepon selular untuk menginformasikan kondisi hujan di kawasan hulu.  Ini akan membantu warga yang berada di sekitar daerah aliran sungai untuk melakukan evakuasi sejak dini.

BNPB mengimbau pemerintah daerah untuk melakukan pelibatan berbagai organisasi dengan peran yang dimiliki untuk menginformasikan peringatan dini kepada masyarakat sehingga dampak korban jiwa dapat dihindari pada saat terjadi bencana.***

Editor: M Haidar

Sumber: BNPB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x