Sosialisasi dan Edukasi Gizi, YAICI dan Muslimat NU Ikut Atasi Stunting di NTT

- 17 Maret 2022, 12:07 WIB
Arif Hidayat, Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) saat Sosialisasi dan Edukasi Gizi
Arif Hidayat, Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) saat Sosialisasi dan Edukasi Gizi /yaici

KARAWANGPOST - Dalam kasus stunting, NTT memiliki 15 kabupaten berkategori merah. Pelabelan status merah tersebut berdasarkan prevalensi stuntingnya masih di atas 30 persen.

Hal tersebut sesuai dengan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021. Data tersebut diambil dari keterangan tertulis yang dikeluarkan Biro Umum dan Humas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Berdasarkan Lima Kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT) masuk dalam prevalensi sepuluh daerah dengan angka kekerdilan atau stunting tertinggi dari 246 Kabupaten/Kota yang menjadi prioritas percepatan penurunan stunting di Indonesia.

Baca Juga: Sinopsis Attack on Titan Episode 86: Nostalgia

Berdasarkan SSGI, lima kabupaten tersebut antara lain Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Alor, Sumba Barat Daya, dan Manggarai Timur. Bahkan Kabupaten Timor Tengah Utara menempati urutan kedua yang memiliki prevalensi stunting tertinggi di Indonesia karena berada di atas 46 persen.
 
Tingginya angka stunting di NTT menjadi perhatian khusus bagi Dinas Kesehatan Kota Kupang dalam penanganan stunting.

Menurut Riris Yunita Damanik Ahli dari Dinas Kesehatan Kota Kupang, sudah seharusnya edukasi gizi menjadi prioritas di NTT mengingat angka kejadian stunting di NTT masih sangat tinggi. Selain itu kebiasaan-kebiasaan masyarakat terkait gizi anak memang mengkhawatirkan.

Baca Juga: Malam Nisfu Syaban, Jangan Lupa Baca Doa Ini
 
Lebih lanjut, Riris juga mengatakan akan mendorong agar perhatian terhadap edukasi mengenai cara konsumsi susu kental manis menjadi perhatian dinas setempat karena selama ini belum ada sosialisasi mengenai bahaya konsumsi kental manis.
 
Senada dengan Riris Yunita Damanik, Erna Yulia Soefihara, Ketua Bidang Kesehatan PP Muslimat NU yang hadir sebagai pembicara mengatakan PP Muslimat NU akan terus menyampaikan edukasi mengenai gizi kepada masyarakat terutama kader-kader NU. Sebab, pemahaman mengenai gizi berkaitan langsung dengan kesehatan anak dalam keluarga.

Lebih lanjut, Erna juga menambahkan, selain di Kupang, NTT, PP Muslimat NU bersama YAICI juga telah melakukan edukasi di Jawa Timur, yakni di Banyuwangi dan Sidoarjo.

Baca Juga: Krisis Air Bersih Sangat Berkolerasi dengan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem

Erna menegaskan edukasi ini untuk membatasi konsumsi gula harian. Karena gula adalah media yang paling disenangi sel-sel kanker.

Halaman:

Editor: Ali Hasan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah