Interaksi Gawai Berlebihan Dapat Memicu Remaja Bunuh Diri

24 Februari 2021, 23:37 WIB
Ilustarsi: Gawai /Karawangpost/Unsplash

KARAWANGPOST - Tahu gak sih kamu Journal of Youth and Adolesccance mempublikasikan hasil penelitan yang menunjukkan interaksi gawai berlebihan pada remaja ternyata memicu keinginan bunuh diri loh.

Beberapa remaja perempuan dalam penelitian tersebut sebagian besar menghabiskan waktunya dihabiskan untuk bermain video gim, aktif dan mengakses media sosial, dan menonton televisi. Secara bertahap, ternyata kondisi ini dapat meningkatkan pikiran remaja untuk bunuh diri di tahun-tahun mendatang.

Direktur Asosiasi School of Family Life at Brigham Young University Sarah Coyne mempelajari kelompok remaja sebagai data selama sepuluh tahun yang lalu sejak kelompok remaja berusia tiga belas tahun.

Baca Juga: Ridwan Kamil Lantik Bupati dan Wakil Bupati Karawang Terpilih Secara Langsung di Bandung 

Walau demikian, Sarah menekankan waktu interaksi dengan layar gawai bukan penyebab adanya pikiran untuk bunuh diri pada remaja, tetapi hanya menimbulkan korelasi sebab akibat.

Dikutip dari laman halodoc, menonton televisi secara berlebihan dapat memicu hambatan pengalaman remaja secara sosial formatif pada remaja lainnya. Gawai dikhawatirkan dapat membuat seseorang tak memiliki waktu untuk bertatap muka dengan orang lain.

Baca Juga: Produksi Minyak 783 Barrel Per Hari, Pengeboran Sumur JAS-022 Pertamina EP Lampaui Target

Menonton televisi yang berlebihan, misalnya dapat menjadi penghalang atau penghambat terbentuknya pengalaman sosial formatif lainnya pada remaja. Pasalnya, gawai akan membuat seseorang memiliki lebih sedikit waktu untuk bertatap muka dengan orang lain.

Walaupun terdengar menyeramkan, spesialis dan terapis keluarga di Rutgers University School of Mental Health PJ Wenger mengatakan, bahwa orang tua tak perlu panik serta langsung melakukan penyitaan gawai milik anaknya, sebab hal tersebut justru akan memicu masalah baru.

Baca Juga: Dinas Kesehatan Temanggung Targetkan 5000 Dosis Tahap Kedua Vaksinasi COVID-19

Bagi Wenger, tak ada hubungan pasti yang menjelaskan peningkatan interaksi dengan layar gawai dengan bunuh diri. Meski demikian, interaksi gawai yang berlebihan tentu cenderung membuat anak menarik diri dari keluarga, inilah tanda dalam fase yang dikenali seseorang dapat melakukan bunuh diri.

Untuk itu, penting bagi orang tua untuk memberikan batasan akses maupun interaksi anak remajanya dengan gawai untuk menghindari kecanduan.

Aktivitas virtual yang tumbuh dalam kehidupan anak remaja saat ini dapat diganti dengan aktivitas fisik seperti senam pagi di rumah, atau aktivitas rumahan lainnya.(Rizki Andika)***

Editor: Zein Khafh

Tags

Terkini

Terpopuler