Indonesia Desak Dewan PBB untuk Segera Menghentikan Konflik Israel-Palestina

26 Oktober 2023, 05:00 WIB
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terus mematangkan persiapan menjelang pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Istana Maryinsky, Kyiv, Ukraina, pada Rabu, 29 Juni 2022. Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr. /presidenri.go.id/

KARAWANGPOST - Untuk menghentikan eskalasi konflik Israel-Palestina dan mengatasi krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza Indonesia mendesak Dewan Keamanan (DK) Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk segera bertindak.

Pernyataan tersebut ditegaskan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat menghadiri Debat Terbuka mengenai situasi di Timur Tengah di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, Selasa 24 Oktober 2023

“Setiap detik yang terbuang tanpa adanya aksi nyata dari DK PBB berdampak mengerikan bagi warga Palestina di Gaza. Indonesia mengutuk keras berlanjutnya agresi Israel terhadap warga sipil di Gaza,” ujar Menlu Retno, Rabu 25 Oktober 2023.

Baca Juga: Pemilu 2024: Capres-Cawapres Koalisi KIM Resmi Daftar di KPU

Dalam pernyataannya Menlu Retno mengingatkan bahwa DK PBB memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga perdamaian dan keamanan. Tidak membiarkan perang berkepanjangan atau membantu salah satu pihak melanjutkan perang.

Menlu Retno menilai DK PBB tidak boleh tinggal diam menyaksikan bencana dan kejahatan kemanusiaan yang sedang terjadi di Palestina.

Serangan terhadap rumah sakit dan tempat ibadah, blokade listrik, air, bahan bakar, dan pengusiran warga Gaza dilakukan oleh Israel atas nama hukuman kolektif.

Baca Juga: Ikan Cue Produk Unggulan Khas Cabangbungin Bekasi Berhasil Dongkrak Ekinomi Pengrajin

“Di saat yang sama, warga sipil disandera dan menghadapi ancaman nyawa. Saya ingin bertanya bagaimana DK akan melakukan tanggung jawabnya? Kapan DK PBB akan menghentikan perang di Gaza?” tutur Menlu Retno.

Menlu Retno menambahkan, setiap detik yang terbuang karena perbedaan politik dan kegagalan mencapai konsensus merupakan kekalahan bagi kemanusiaan dan memperparah instabilitas.

“Berapa banyak lagi nyawa harus dikorbankan sebelum DK PBB mengambil langkah?" tutup Menlu Retno.***

Editor: M Haidar

Sumber: Kemlu

Tags

Terkini

Terpopuler