Sejumlah Orang Menghadapi Hukuman Berat karena Menggangu Proses Pemilu Presiden di Rusia

- 17 Maret 2024, 04:38 WIB
Ilustrasi - ditahan
Ilustrasi - ditahan /Karawangpost/Foto/Pexels-Ron Lach

KARAWANGPOST - Beberapa orang telah ditangkap karena merusak tempat pemungutan suara pada hari pertama pemungutan suara pada pemilihan presiden Rusia.

Seorang pengamat politik di Rusia menilai gelombang vandalisme di TPS Rusia sebagai terorisme dan meminta penegak hukum untuk menghukum keras atas tindakan tersebut.

Beberapa insiden dilaporkan di hari pertama pemilu dan para pelanggar tersebut telah ditahan dan menghadapi hukuman lima tahun penjara.

Baca Juga: Putin Satu-satunya Kandidat Non-Partai yang Memenuhi Persyaratan Lembaga Pemilu Rusia

Baca Juga: Pendukung Kripto lebih memilih Donald Trump pada Pilpres AS 2024

Maxim Grigoriev, salah satu ketua Dewan Koordinasi Kontrol Publik atas Pemungutan Suara, mengatakan tindakan tersebut bertujuan untuk mengintimidasi pemilih Rusia. 

“Ini bukan sekedar upaya menghalangi pemilu, tapi tindakan terorisme. Saya mendesak lembaga penegak hukum untuk menangani masalah ini dengan pasal yang sesuai dalam hukum pidana, karena orang bisa saja terluka akibat tindakan ini," jelasnya.

Dia mengatakan kerusakan yang disebabkan oleh gangguan tersebut sangat kecil. “Tentu saja, beberapa surat suara akan rusak, tetapi hal ini tidak akan mempengaruhi jalannya dan hasil pemilu dengan cara apa pun.

Pada hari Jumat, 15 Maret 2024 seorang wanita ditahan dan menghadapi tuntutan pidana karena menghalangi proses pemungutan suara di Moskow.

Wanita tersebut kedapatan telah menuangkan pewarna hijau ke dalam kotak suara dan aksinya tersebut terekam oleh kamera video pengawas.

Sebelum melakukan aksinya tersebut wanita itu terlihat berkomunikasi dengan seseorang melalui telepon. Saksi mata dilaporkan mengatakan kepada media bahwa tindakan pelaku dikoordinasikan oleh seseorang.

Ella Pamfilova, ketua Komite Pemilihan Umum Pusat Rusia, mengatakan bahwa beberapa dari mereka dibayar untuk melakukan aksinya tersebut. 

Dari hasil penyelidikan para beberapa tahanan itu mengaku telah ditipu untuk melakukan serangan oleh seseorang yang mengatakan rekening bank mereka telah jatuh ke tangannya.

Hal tersebut yang mendorong mereka terpaksa untuk melakukan aksi provokasi tersebut karena ingin mendapatkan uang mereka kembali.

Pemungutan suara akan berlangsung hingga Minggu. Presiden Vladimir Putin, yang mengincar masa jabatan kelima, ditentang oleh tiga kandidat: Nikolay Kharitonov dari Partai Komunis, Vladislav Davankov dari partai Rakyat Baru, dan Leonid Slutsky dari Partai Demokrat Liberal.***

Editor: M Haidar

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah