Gunakan Ban Bekas untuk Menanggulangi Abrasi di Tanjung Pakis Karawang

- 18 Oktober 2023, 13:00 WIB
Alat pemecah ombak dari ban bekas di garis pantai Dusun Bungin, Tanjung Pakis, Kabupaten Karawang
Alat pemecah ombak dari ban bekas di garis pantai Dusun Bungin, Tanjung Pakis, Kabupaten Karawang /Karawangpost/Foto/H.O Antara

 

KARAWANGPOST - Limbah ban memang sangat sulit untuk bisa didaur ulang kembali tidak seperti kebanyakan limbah lainnya seperti, plastik, kardus, kaca dan kaleng.

Karena tergolong sebagai bahan non-organik limbah ban sulit untuk hancur, namun limbah ban dapat digunakan sebagai bahan bermanfaat lainnya oleh para pengrajin seperti dijadikan sandal, pegas maupun kursi.

Planet Ban jaringan toko suku cadang untuk kendaraan roda dua memproses lebih dari 500 ban bekas sepeda motor menjadi alat pemecah ombak yang membentang 250 meter di sepanjang garis pantai Dusun Bungin, Tanjung Pakis, Kabupaten Karawang.

Baca Juga: Pemilu 2024: KPU akan Kaji Putusan MK Terkait Kepala Daerah Bisa Ikut Pilpres

Di pantai Tanjung Pakis, Kabupaten Karawang, Jawa Barat yang selama ini mengalami abrasi, limbah ban dimanfaatkan menjadi alat pemecah ombak.

CEO Planet Ban Andi Harjoko menyebutkan pemanfaatan limbah bisa melindungi pemukiman masyarakat dari gelombang laut.

"Tak hanya mengurangi jumlah limbah ban yang akan berakhir di tempat pembuangan akhir, kolaborasi bersama CarbonEthics ini dapat mengendalikan abrasi dan melindungi pemukiman masyarakat dari gelombang laut," kata Andi dikutip dari antaranews, Rabu 18 Oktober 2023.

Baca Juga: Kapolri Minta Kasus Pemerasan SYL ditangani Profesional, Bareskrim dan Propam Awasi Setiap Tahapannya

Dalam 30 tahun terakhir, lahan seluas 69,28 hektar di daerah pesisir Desa Tanjung Pakis telah terdampak abrasi yang masif.

Limbah ban motor bekas dipilih sebagai alat pemecah ombak karena sifat elastis karet pada ban yang dapat menyerap energi dari gelombang laut dan memecahkannya menjadi energi kinetik yang lebih rendah.

Dikombinasikan dengan bambu, alat pemecah ombak yang terbuat dari limbah ban bekas yang telah didaur ulang memiliki potensi yang optimal untuk mengurangi kekuatan gelombang tinggi dan melindungi pantai dari abrasi secara efektif, sekaligus mudah dibentuk dibandingkan material lainnya.

Baca Juga: Pemilu 2024: Anies-Muhaimin Jadi Pasangan Pertama Mendaftar Capres-Cawapres

CEO CarbonEthics Agung Bimo Listyanu mengapresiasi Planet Ban atas kontribusi dan dukungan yang diberikan terhadap upaya perbaikan kondisi pesisir di Indonesia.

"Dengan memanfaatkan limbah ban bekas dari Planet Ban, diperkirakan inisiatif ini berpotensi meningkatkan taraf hidup 5 persen dari populasi masyarakat Desa Tanjung Pakis yang terdampak abrasi pada 2026. Hal ini dihitung dari potensi restorasi lahan hingga 10 hektar dan konservasi 40.000 pohon mangrove dari gelombang tinggi," kata Bimo.

Planet Ban telah mendorong pelanggan untuk meninggalkan ban bekas saat membeli ban baru di toko Planet Ban dalam upaya mengurangi dampak negatif dari limbah. Ban bekas itu akan diolah ulang menjadi produk yang berguna melalui kerja sama dengan pihak ketiga.

Planet Ban juga bekerjasama dengan produsen ban resmi untuk menerapkan kebijakan tanpa plastik dalam penjualan ban di lebih dari seribu gerai Planet Ban, sebagai bagian dari dukungan terhadap program pemerintah mengurangi limbah plastik.

Upaya pengelolaan limbah ban ini merupakan bagian dari implementasi prinsip 5i (Reduksi Emisi, Konversi, Konservasi, Proteksi dan Mediasi) yang diadopsi Planet Ban dalam menjalankan bisnis berkelanjutan.***

Editor: M Haidar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x