Dalam Sehari, Lion Air dan Garuda Gagal Mendarat di Pontianak

14 Januari 2021, 09:33 WIB
Ilustrasi- Pesawat maskapai Lion Air. /ADE BAYU INDRA/PR/

KARAWANGPOST - Dalam sehari dua pesawat komersil yakni Garuda Indonesia dan Lion Air rute Jakarta-Pontianak gagal mendarat di Bandara Internasional Supadio Pontianak, Kalimantan Barat pada Rabu 13 Januari 2021.

Kabar tersebut dikonfirmasi General Manajer PT Angkasa Pura II Cabang Bandara Internasional Supadio Pontianak Eri Brawliantoro kepada Antara.

"Memang benar hari ini [red: kemarin] ada dua maskapai yang dialihkan Pendaratan (divert) disebabkan cuaca buruk," kata Eri Brawliantoro di Sungai Raya.

Baca Juga: Taat PPKM, Penyaluran BST Wajib Menerapkan Protokol Kesehata Ketat

Dia menjelaskan kedua pesawat tersebut dengan kode penerbangan GA 504 miliki maskapai Garuda Indonesia, dan kode penerbangan JT 684 milik maskapai Lion Air terpaksa dialihkan mendarat di bandara lain.

"Divert (bukan di tujuan semula) dan RTB (Return to Base) atau pesawat yang sudah terbang untuk beberapa saat tetapi kembali lagi ke bandar udara awal atau bandar udara alternatif terdekat karena alasan tertentu, itu hal lumrah dalam dunia penerbangan, karena mengutamakan faktor keselamatan penerbangan," ungkapnya.

Baca Juga: Wajib PPKM, Perusahaan Batasi Pekerja Sampai 25 Persen

Dampak cuaca buruk itu, untuk pesawat Lion Air dialihkan ke Bantam, sedangkan pesawat Garuda dialihkan ke Palembang, katanya.

Selain dua pesawat itu, satu pesawat lainya milik Sriwijaya Air juga hampir mengalami hal serupa namun berhasil landing di Bandara Supadio Pontianak.

"Saat cuaca kurang baik tadi pesawat, Sriwijaya Air sempat landing. Itu karena cuacanya sempat terang sedikit dan jarak pandang sempat memenuhi standar. Sementara itu pesawat Batik Air sempat Holding. Kalau sudah begitu ada keputusan apakah akan landing atau divert," jelasnya.

Baca Juga: Jelang Uji Kelayakan, Komjen Pol Listyo Sigit Mohon Doa Restu Masyarakat

Ia menyebutkan faktor cuaca ada beberapa, salah satunya karena angin atau visibility atau jarak pandang yang memang di bawah standar sehingga bisa mengganggu keselamatan penerbangan.

"Makanya setiap pengoperasian penerbangan pesawat perlu mengetahui cuaca yang mengacu pada BMKG. Data ini akan diteruskan kepada ATC maupun pilot salah satunya saat akan landing untuk mengambil keputusan apakah landing atau divert," katanya.***

Editor: Aulia R

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler