Tips Jitu Para Finalis KNMIPA untuk Melejitkan Prestasi di Masa Pandemi

3 Agustus 2021, 07:06 WIB
Ilustrasi Tips Jitu Para Finalis KNIPA untuk Melejitkan Prestasi di saat Pandemi /Instagram/pknstan

KARAWANGPOST - Kompetisi Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (KNMIPA) Tingkat Nasional Tahun 2021 telah selesai.

Kegiatan yang digelar Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dilaksanakan pada 27-30 Juli lalu, secara daring. Sebanyak 260 finalis mahasiswa seluruh Indonesia telah bertanding memperebutkan 25 medali.

"Pandemi memang masih mengharuskan lomba digelar secara daring, tapi tidak menyurutkan semangat para mahasiswa yang punya berbagai cerita perjuangan mengikuti KNMIPA, dari seluruh Indonesia,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Penguatan Karakter, Asep Sukmayadi.

Baca Juga: Jadwal TV RCTI Selasa 3 Agustus, Saksikan Sinetron Ikatan Cinta dan Si Doel Anak Sekolahan

Dari hal tersebut para finalis mencurahkan kiat-kiat saat mengikuti perlombaan KNMIPA, di antaranya:

1. Menolak Menyerah Walau Hadapi Beragam Tantangan

Ini dicontohkan oleh Finalis Fisika Arya menilai, “Harus ada pengorbanan sedikit. Saya harus beli kuota lebih dan harus pinjam komputer saudara yang lebih kencang, supaya lebih lancar lombanya,” jelas Arya. Ia juga mengaku dirinya belajar dengan metode 25 menit belajar dan lima menit istirahat, sehingga pikirannya lebih segar dengan jeda rehat.

Sementara itu, Finalis Biologi Nisa mengaku KNMIPA 2021 adalah kali ketiga baginya. “Tapi, baru kali ini saya sampai lulus ke nasional. Saya tidak banyak berharap lulus, saya hanya berusaha semaksimal mungkin. Saya penasaran, kenapa dua kali mencoba belum tembus ke nasional. Almarhum Ayah saya pensiunan PNS dan Ibu saya bekerja rumah tangga. Saya ingin membanggakan keluarga,” ucapnya.

Baca Juga: Simak, Ini Tata Cara Mandi Wajib karena Junub, Haid dan Nifas Versi Mazhab Syafi'i

Kendala yang dihadapi peserta hampir seragam. Hampir seluruh finalis ini mengikuti lomba dari rumah atau kos. Herliana, Rizal, dan Nisa mengaku tantangan terbesar lomba daring adalah jaringan internet. “Jaringan kadang macet dan hilang, apalagi saya ikut lomba dari rumah,” ucap Nisa. 

2. Mempunyai Mimpi Masa Depan yang Luas

Para Finalis KNMIPA juga tak hanya memikirkan kompetisi. Mereka aktif merancang rencana masa depan dan berkontribusi positif di kampus, komunitas, dan menekuni hobi masing-masing.

Umumnya, para finalis kompak mengatakan ingin bekerja dan melanjutkan studi S-2. Namun, sebelum lulus, Regita dan Ferdi mengaku tertarik mengikuti program Kampus Merdeka.

“Saya ingin ikut semua programnya, atau kalau tidak sempat, ingin coba salah satu,” ucap Regita yang juga mendalami big data dan analisis data setelah lulus.

Baca Juga: Pemkab Karawang Ajak Masyarakat Semarakkan Agustusan

Finalis Kimia Herliana mengakui dirinya ingin bekerja di bidang kimia.

“Saya ingin bekerja di bidang kimia dan mendalami teknik kimia di S-2,” terang Herliana yang juga menjabat Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Kimia.

Sementara Rizal berharap dapat merantau ke Kalimantan untuk bekerja di bidang pertambangan batu bara.

3. Memelihara Harapan yang Tinggi dengan Membuat Rencana Hidup

Seputar harapan untuk dunia pendidikan, Finalis Fisika Arya berharap Indonesia makin tangguh menyesuaikan dengan perubahan yang ada. “Terutama dalam hal digitalisasi, semoga bisa bersaing dengan negara lain,” harapnya.

Finalis Fisika Wenny juga berharap pendidikan bermutu di Indonesia semakin menjangkau daerah pelosok yang belum terjamah infrasturktur daring. “Semoga lebih banyak anak-anak yang paham dan menguasai teknologi,” harap Wenny.

Baca Juga: Album Solo Pertama D.O EXO Puncaki Chart Album Mingguan

Sementara itu bagi peserta didik SMA yang ingin melanjutkan kuliah fisika, Wenny berpesan, “Harus lebih percaya diri bahwa yang kita pelajari akan berguna untuk diri dan orang lain. Manfaat fisika bisa kita terapkan ke kehidupan sehari-hari. Senada dengan itu, Arya pun setuju, “Fisika adalah bidang yang mendasar. Kehidupan kita pun diatur fisika”.

Terakhir para finalis lomba berpesan bahwa apapun gender kita tetap bisa meraih cita-cita sekalipun perempuan. Perempuan juga punya hak setara dalam mendapatkan pendidikan yang pantas. Dan perkataan bahwa perempuan itu bodoh dalam hal perhitungan tidaklah benar.

Regita menilai mitos perempuan tak menguasai Matematika keliru. “Bisa dibilang salah. Di sekolah saya, juara Matematika perempuan. Selama saya ikut lomba, di sepuluh besar pasti ada perempuan. Jelas ada perempuan di setiap kompetisi,” ucap Regita.***

Editor: Ali Hasan

Sumber: Kemendikbud

Tags

Terkini

Terpopuler