Network
KARAWANGPOST - Langkah Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam menangani permasalahan data kemiskinan dinilai sudah tepat.
Hal itu diungkapkan Yandri Susanto legislator asal Banten yang mendorong pihak pemerintah daerah agar meniru cara Mensos dalam pembenahan data kemiskinan.
"Sejumlah daerah yang sudah dikunjungi Mensos Risma menunjukkan datanya bermasalah," ungkap Yandri, Rabu 6 Oktober 2021.
Baca Juga: Aksi Kencleng FJK, Peduli Masyarakat Miskin Karawang
Yandri pun mengingatkan kepada pemerintah daerah sampai ke tingkat RT/RW, dan para pendamping jangan main-main dengan data terkait dengan bantuan kepada masyarakat.
“Di tingkat bawah itu, ayo perbaiki data. Jangan main-main. Saya rasa kalau ini dilakukan, akan baik-baik saja kok,” tegas Yandri.
Terkait tanggapan luas atas kunjungan Mensos ke beberapa daerah salah satunya di Gorontalo yang sempat menjadi viral dikarenakan Mensos Risma marah-marah terkait bantuan sosial.
Baca Juga: Karawang PPKM Level 3, Anak Dibawah 12 Tahun Dilarang Masuk Tempat Wisata
“Inilah momentum untuk memperbaiki Kementerian Sosial sampai ke tingkat bawah. Perbaikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) perlu dukungan dari pusat sampai ke RT/RW,” kata Yandri.
Yandri berpesan, kepada pemerintah daerah seperti kepala desa tidak hanya memasukkan data para pendukungnya saja, sedangkan yang tidak mendukungnya tidak mendapatkan bantuan.
“Maka semua pihak harus bekerja keras dan serius. Saya malah berharap, Bu Risma tidak berubah. Sebab Bu Risma sudah membuktikan dua periode jadi Wali Kota Surabaya sukses,” sebut Yandri.
Baca Juga: Mobil Ekspedisi Kecelakaan di Depok, Sopir Meninggal
Adapun, polemik pembenahan data dipicu gaya bicara Risma kepada Gubernur Gorontalo Ruslie Habibie yang dinilai marah-marah kepada warganya.
Namun, Yandri menilai, apa yang dikerjakan Risma semata-mata untuk memperbaiki data kemiskinan agar bantuan tepat sasaran, tepat guna, tepat jumlah, dan benar-benar ada perbaikan.
“Kalau saya nyaman-nyaman saja. Apa yang dikerjakan Bu Risma semata-mata untuk perbaikan data. Kita tahu data adalah masalah krusial,” ujar Yandri Susanto.***
