Sebut TNI Gerombolan, Effendi Simbolon Akhirnya Minta Maaf kepada Seluruh Jajaran TNI

- 14 September 2022, 18:45 WIB
Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon akhirnya minta maaf kepada TNI atas pernyataannya yang menyebut TNI gerombolan
Anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon akhirnya minta maaf kepada TNI atas pernyataannya yang menyebut TNI gerombolan /Adimaja/Antara

KARAWANGPOST - Penyataan anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon yang menyebut TNI sebagai gerombolan, menuai kritikan dari banyak pihak termasuk dari kalangan internal TNI.

Pernyataan legislator PDI Perjuangan ini konon juga memantik 'kemarahan' para prajurit TNI yang tersinggung dengan ucapannya.

Pernyataan kontroversial tersebut diucapkan Effendi Simbolon saat rapat bersama Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa pada 5 September 2022.

Saat itu, ia menyoroti ketidakhadiran Kasad Jenderal Dudung Abdurachman dalam rapat dan menyampaikan adanya isu disharmoni di tubuh TNI.

Tak ingin polemik berlanjut, Effendi Simbolon akhirnya meminta maaf atas pernyataannya itu. Penyataan maaf disampaikan di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 14 September 2022.

Baca Juga: Prediksi Kdrama Once Upon a Small Town Episode 6 

"Dari lubuk hati saya yang paling dalam, saya mohon maaf atas apa pun perkataan saya yang menyinggung, menyakiti, dan membuat tidak nyaman," kata Effendi Simbolon.

Pernyataan maaf ditujukan kepada Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan Darat, Kepala Staf Angkatan Laut, dan Kepala Staf Angkatan Udara.

"Kepada Panglima TNI saya mohon maaf, termasuk Kepala Staf Angkatan Darat saya mohon maaf dan Kepala Staf Angkatan Laut, serta Kepala Staf Angkatan Udara yang juga mungkin merasa kurang nyaman," katanya.

Effendi juga mengatakan permohonan maaf ditujukan kepada seluruh prajurit TNI yang bertugas maupun yang sudah purnatugas, dari mulai tamtama, bintara, hingga perwira, termasuk para pihak lain yang tidak nyaman dengan perkataan tersebut.

Baca Juga: Hasil Liga Champions 2022-2023: Liverpool Taklukkan Ajax Amsterdam 2-1, Joel Matip Jadi Penyelamat The Reds

Effendi menjelaskan bahwa ketika masuk ke dalam pembahasan isu-isu aktual di dalam raker, ia ingin menanyakan perihal informasi yang beredar sehubungan adanya hal-hal yang menyangkut disharmoni.

"Saya menggunakan diksi disharmoni karena lebih menyangkut kepada masalah harmonisasi. Itu soal leadership dan lain sebagainya yang menyangkut keberadaan TNI itu sendiri, jadi TNI secara keseluruhan dan TNI dengan TNI Angkatan Darat," katanya.

Meski dinilainya kurang elok, ia menyebut sejatinya tidak terlalu menaruh poin pada absennya Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman dalam raker tersebut sebagaimana yang dipertanyakan dan dikritisi para anggota Komisi I DPR RI.

"Nah, di situlah kemudian ada hal-hal yang intinya masalah soal kepatuhan dan kehormatan TNI, itu yang kami tahu adalah kepatuhan," ucapnya.

Baca Juga: Diduga Dibunuh, Penemuan Jasad Terbakar yang Disinyalir Terkait Kasus Korupsi di Semarang

Di situlah, lanjut Effendi, dirinya kemudian menyadari bahwa apa yang dilontarkan soal TNI seperti gerombolan dan organisasi kemasyarakatan (ormas) menjadi tidak nyaman, tidak elok, dan membuat beberapa pihak tersinggung atau tersakiti.

"Sejujurnya saya tidak pernah memberi stigma TNI seperti gerombolan, tapi lebih kepada kalau tidak ada kepatuhan, kalau tidak ada harmoni dan seterusnya, itu seperti gerombolan dan ormas," kata Effendi.

Ketua Fraksi PDIP DPR RI Utut Adianto menyampaikan harapannya agar perseteruan tersebut tidak kian memecah belah. Ia menyebut bahwa pernyataan Effendi yang kemudian memicu polemik itu tak ubahnya kesalahan pemilihan diksi belaka yang kurang tepat tanpa membawa maksud atau niat yang tidak baik.

"Beliau menginginkan TNI kita kuat dan bersatu, ada jiwa korsa yang kuat antara pemimpin dan yang dipimpin punya sikap saling menghargai," kata Utut.***

 

Editor: Gunawan Kus

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x