Puisi Kemerdekaan Berjudul Rasanya Baru Kemarin Karya Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus)

16 Agustus 2021, 21:46 WIB
Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) /Instagram/@s.kakung/

KARAWANGPOST - Salah satu karya terbaik yang ditulis oleh Ahmad Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus adalah puisi yang berjudul Rasanya Baru Kemarin.

Melalui akun Instagram pribadinya @s.kakung, Gus Mus mengatakan bahwa puisi dengan judul Rasanya Baru Kemarin telah dia tulis sejak Agustus 1994.
 
Gus Mus menjelaskan bahwa hampir setiap tahun di Hari Proklamasi, dirinya melakukan revisi terhadap puisi tersebut dan terakhir pada tahun 2016 Gus Mus merevisi puisis tersebut agar lebih ringkas.
 
Baca Juga: Jokowi Kenakan Pakaian Adat Suku Baduy, Dedi Mulyadi Singgung Soal Kelestarian Hutan
 
Berikut adalah puisi Rasanya Baru Kemarin karya Gus Mus yang direvisi:
 
RASANYA BARU KEMARIN
 
Rasanya Baru kemarin
Bung Karno dan Bung Hatta
Atas nama kita menyiarkan dengan seksama
Kemerdekaan kita di hadapan dunia.
 
Rasanya
Gaung pekik Merdeka kita
Masih memantul-mantul tidak hanya
Dari para jurkam PDI saja. 
 
Baca Juga: Viral Badut Jalanan Palak Bapak-bapak Tunadaksa
 
Rasanya Baru kemarin
Padahal sudah 71! tahun lamanya
 
Pelaku-pelaku sejarah yang nista dan mulia
Sudah banyak yang tiada.
Penerus-penerusnya
Sudah banyak yang berkuasa atau berusaha
Tokoh-tokoh pujaan maupun cercaan bangsa
Sudah banyak yang turun tahta
 
Taruna-taruna sudah banyak yang jadi
Petinggi negeri
Mahasiswa-mahasiswa yang dulu suka berdemonstrasi
Sudah banyak yang jadi menteri dan didemonstrasi.
 
Baca Juga: Viral! Sosok Rasis Penghina Baju Adat Baduy yang dikenakan Presiden Jokowi
 
Rasanya Baru kemarin
Padahal sudah lebih setengah abad lamanya
 
Petinggi-petinggi yang dulu suka korupsi
Sudah banyak yang meneriakkan reformasi.
Tanpa merasa risi
 
Rasanya baru kemarin
 
Rakyat yang selama ini terdaulat
sudah semakin pintar mendaulat
Pejabat yang tak kunjung merakyat
pun terus dihujat dan dilaknat
 
Baca Juga: PPKM, Akankah Berakhir Besok?
 
Rasanya baru kemarin
 
Padahal sudah 71 tahun lamanya
Pembangunan jiwa masih tak kunjung tersentuh
Padahal pembangunan badan
yang kemarin dibangga-banggakan
sudah mulai runtuh
 
Kemajuan semu masih terus menyeret dan mengurai
Pelukan kasih banyak ibu-bapa
Dari anak-anak kandung mereka
 
Krisis sebagaimana kemakmuran duniawi
Masih terus menutup mata
Banyak saudara terhadap saudaranya
 
Baca Juga: Ikatan Cinta Spesial Hari Kemerdekaan, Ada Kejutan Spesial dari Al dan Andin
 
Daging yang selama ini terus dimanjakan
Kini sudah mulai kalap mengerikan
Ruh dan jiwa sudah semakin tak ada harganya
 
Masyarakat yang kemarin diam-diam menyaksikan
para penguasa berlaku sewenang-wenang
Kini sudah pandai menirukan
 
Tanda-tanda gambar sudah semakin banyak jumlahnya
Semakin bertambah besar pengaruhnya
Mengalahkan bendera merah putih dan lambang garuda
 
Baca Juga: Bandara Kabul Chaos, Ribuan Orang Coba Kabur, Lima Diantaranya Tewas 
 
Kepentingan sendiri dan golongan
sudah semakin melecehkan kebersamaan
 
Rasanya baru kemarin
Padahal sudah 71 tahun kita merdeka.
 
Rasanya baru kemarin
Tokoh-tokoh angkatan empatlima
sudah banyak yang koma
 
Baca Juga: Henny Rahman: Tidak Ada Istilah Merebut atau Direbut
 
Tokoh-tokoh angkatan enamenam sudah
banyak yang terbenam
 
Tokoh-tokoh angkatan selanjutnya
sudah banyak yang tak jelas maunya
 
Rasanya baru kemarin
 
(Hari ini ingin rasanya 
Aku bertanya kepada mereka semua
Bagaimana rasanya merdeka?
Ingin rasanya 
bertanya kepada kalian semua
Sudahkah kalian
Benar-benar merdeka?).***

Editor: M Haidar

Tags

Terkini

Terpopuler