Petai dan Jengkol Jawa Tengah Tembus Pasar Mancanegara

30 Oktober 2021, 02:19 WIB
Petai dan Jengkol Jawa Tengah Tembus Pasar Mancanegara /Karawangpost/Instagram.com/@omah_padma

KARAWANGPOST – Petai dan jengkol hasil bumi Jawa Tengah (Jateng) saat ini mulai diminati pasar Australia, menyusul setelah produk furniturnya.

Jawa Tengah terkenal dengan produk furnitur yang sangat diminati pasar luar negeri. Produk makanan eksotis, seperti petai dan jengkol pun diminati pasar mancanegara.

“Makanan dan minuman sudah mulai. Dubes Jepang aktif sekali, sedikit-sedikit menelpon. Selain dagang saya juga ingin kerja sama soal kebencanaan, di sana ada tempat simulasinya keren banget,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Jumat, 29 Oktober 2021.

Baca Juga: Kim Seon Ho Tidak Kena Biaya Penalti dari Perusahaan Iklan 

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah Ema Rachmawati mengatakan, potensi ekspor furnitur ke Belgia, kemudian petai dan jengkol telah menjajaki tiga pasar luar negeri, yakni Jepang, Australia, dan India.

“Pembahasan dengan Konjen Sydney, mereka minta selain food and beverages, juga minta satu kontainer isinya 25 persen cabe merah frozen, 10 persen petai. Lainnya daun singkong, singkong, jengkol, dan kakap putih,” kata Ema di Kantor Pelindo 3 Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

Untuk memenuhi, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng.

Baca Juga: Persipura Siap Tempur Hadapi Persib

Sementara untuk produk kakap putih pihaknya bekerja sama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Jateng, dalam memenuhi pesanan tersebut.

Selain produk tersebut, pasar di Australia juga berminat terhadap produk aksesoris, briket, bahan industri, dan sebagainya.

Sementara itu, dua produk kerajinan kain lukis dan enceng gondok juga berpeluang masuk pasar Jepang.

Baca Juga: Tega! Hanya Karena Sibuk Seorang Ibu Dikirim ke Panti Jompo oleh Anaknya 

Produk buatan Nasrafa dan Bengok Craft itu lolos kurasi, dan akan dijual di department store terkemuka seperti Tsurya dan Mitsukoshi.

Lebih lanjut Ema mengungkapkan, untuk pasar Mumbai India meminta produk pertanian dan jamu-jamuan.

"Kalau untuk Kanada kami sedang diskusi, mintanya home living seperti sapu lidi dan sulak atau kemoceng. Namun, karena naik terus tarif shipping, pembeli dari Kanada mundur dulu,” ujarnya.

Hal tersebut mendapat apresiasi dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Selain itu, ia juga terus membuka kanal informasi dengan kedutaan besar, di berbagai negara.***

Editor: Zein Khafh

Tags

Terkini

Terpopuler