Banjir Semarang Mulai Surut, Ganjar Anggarkan Rp75 Miliar untuk Penanganan Banjir

- 1 Maret 2021, 18:55 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau daerah saluran air di Semarang
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau daerah saluran air di Semarang /Karawangpost/Dok.jatengprov

KARAWANGPOST - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terus memantau penanganan banjir di Kota Semarang. Sambil gowes pagi, Ganjar berkeliling mengecek titik-titik banjir di ibu kota provinsi Jawa Tengah itu, Minggu, 28 Februari 2021.

Alhamdulillah mulai surut, kemarin memang saya minta dilakukan tindakan tambahan dengan menambah pompa. Ya meskipun belum tuntas, tapi ini ditambah dan sekarang mulai surut. Ini yang kami lakukan juga di Pekalongan untuk mempercepat penanganan banjir,” kata Ganjar.

Menurut pantauan di lapangan, sejumlah genangan air sudah mulai surut. Misalnya di Jalan Kaligawe Semarang, hampir seluruh jalan pantura itu kini sudah surut bahkan kering.
 
Genangan kini hanya ada di dua titik, yakni depan RSI Sultan Agung dan sebelum lampu merah Trimulyo Genuk. Padahal awalnya, seluruh jalan Kaligawe itu sebelumnya terendam banjir dengan ketinggian lebih dari 40 cm. Di bawah jembatan tol Kaligawe yang tadinya banjir cukup dalam, kini juga sudah surut.
 
 
Ganjar menegaskan, penanganan banjir di Semarang, Demak, dan Pekalongan sudah dibahas secara berjenjang dari kabupaten/ kota hingga pemerintah pusat. Pihaknya sudah menganggarkan perencanaan dalam waktu pendek, yakni menambah kapasitas pompa.
 
“Karena beberapa daerah itu perlu kita bereskan dengan cepat. Ini perlu dikeroyok dan tindakan yang dilakukan harus dengan kondisi kedaruratan. Kemarin kita hitung, kalau mau di-push dengan pompa, itu butuh anggaran sekitar Rp75 miliar. Saya minta dicarikan dananya agar bisa dipasang dengan cepat,” kata Gubernur.
 
 
Ganjar meminta semua pompa yang ada saat ini dioperasikan semuanya untuk menangani banjir. Sebab saat mengecek rumah pompa Kali Babon, Ganjar menemukan pompa tidak menyala, dan hanya dua dari empat pompa yang bisa dioperasikan. Dua pompa lainnya rusak.
 
“Di Kali Babon tadi pagi pompanya mati, artinya kawan-kawan pengelola harus punya sensitivitas yang lebih. Kalau cuaca bagus dan masih ada genangan, mbok ya itu disedot. Sudah sensitivitas itu saja, disedot,” tegasnya.
 
Ganjar juga meminta penanganan jangka panjang segera dilakukan. Misalnya, normalisasi aliran sungai yang ada di daerah langganan banjir. Dari pantauannya di Kali Babon Semarang misalnya, ia melihat sedimentasi sungai cukup tinggi.
 
 
“Tadi sebenarnya genangan di Kaligawe itu bisa disedot, dibawa ke Kali Babon. Tapi Kali Babon ini menurut saya harus dinormalisasi, karena daya tampung yang sebenarnya punya potensi besar, tadi tidak optimal. Sedimentasinya cukup tinggi, harus segera dilakukan penanganan,” ucap gubernur.
 
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) terkait normalisasi Kali Babon itu. Ia minta normalisasi dikebut dan terkonsentrasi pada satu titik.
 
 
“Normalisasi bisa mengajak perusahaan-perusahaan di kawasan ini terlibat, kota gotong royong bersama-sama agar ada percepatan. Saya bayangkan kalau Kali Babon dikeruk, kanan kirinya dibuat tanggul tinggi seperti di Belanda, itu akan membantu. Sehingga proyek besar jangka panjang yang disiapkan lima tahun ke depan, mestinya itu bisa dikerjakan mulai hari ini,” pungkasnya.
 
Selain itu, Ganjar juga berkeliling meninjau kolam retensi Banjardowo Genuk dan mengecek genangan di kawasan Woltermonginsidi. Di Woltermonginsidi yang awalnya tergenang cukup dalam, air kini sudah mulai surut dan tak lagi menggenangi jalan utama.***

Editor: Zein Khafh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x