PMI Manufaktur Indonesia Terus Meningkat Tujuh Bulan Berturut-turut

- 3 Juni 2021, 20:09 WIB
Ilustrasi - Metal Working
Ilustrasi - Metal Working /Pixabay/Capri23auto/



KARAWANGPOST - Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia kembali mencatatkan angka tertinggi pada Mei 2021, yakni mencapai 55,3. Angka tersebut meningkat dari sebelumnya di 54,6 pada April 2021.

Momentum ekspansi yang terjadi selama tujuh bulan terakhir menggambarkan kenaikan output, permintaan baru, dan pembelian, serta ketenagakerjaan yang kembali tumbuh setelah 14 bulan terkontraksi.

“Optimisme bahwa produksi akan terus menguat terlihat semakin solid di dalam negeri, didorong harapan perbaikan ekonomi karena situasi pandemi Covid 19 domestik,” ujar Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu dalam keterangan resminya, Rabu 2 Juni 2021.

Baca Juga: Obligasi Dragon, Kabag Penum: Kejahatan Pencucian Uang dengan Modus Obligasi Fiktif

Di sisi lain, PMI manufaktur global tumbuh semakin kuat ke level 56,0 pada Mei 2021. Angka ini masih menjadi yang tertinggi sejak April 2010. Hal tersebut didorong oleh pertumbuhan solid di sisi permintaan baru, permintaan ekspor baru, dan produksi.

“Eropa, Inggris, dan AS mencatat rekor PMI Manufaktur sekaligus menjadi kontributor utama kinerja manufaktur global yang kuat pada bulan Mei. Tiongkok, Jepang, dan India masih berada di zona ekspansi. Namun, aktivitas manufaktur India turun tajam akibat lonjakan kasus Covid 19,” kata Kepala BKF.

Sementara itu, performa manufaktur ASEAN terlihat cukup bervariasi. Malaysia dan Vietnam meneruskan aktivitas manufaktur dengan tren ekspansif, sedangkan Filipina dan Thailand berada di zona kontraksi akibat pengetatan restriksi.

Efek gangguan rantai pasokan terus berlanjut, terutama di Eropa dan Amerika Serikat, akibat tingginya tingkat permintaan yang mendorong kekurangan pasokan dan kenaikan inflasi.

Baca Juga: Resmikan Kampung Lele Mutiara, Cellica Nurrachadiana Upayakan Peningkatan Perekonomian Daerah

Lebih lanjut, Kepala BKF menyampaikan lonjakan kasus Covid 19 di negara berkembang, seperti Amerika Latin, ASEAN, dan India, perlu terus diwaspadai.

Pengetatan restriksi yang diterapkan akan dilakukan dengan hati-hati agar tidak berdampak pada penurunan aktivitas manufaktur di wilayah tersebut.

“Pemulihan ekonomi akan berlanjut, namun pengendalian pandemi Covid-19 dan vaksinasi harus terus berjalan dengan baik”, tutup Febrio.***

Editor: M Haidar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah