Dongkrak Produktivitas Pertanian, Kementan Jelaskan Strategi Hadapi El Nino

- 1 Oktober 2023, 18:23 WIB
Sektor Pertanian Kabupaten Bekasi
Sektor Pertanian Kabupaten Bekasi /dok.foto/Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi/

KARAWANGPOST - Gerakan Nasional (Gernas) Penanganan Dampak El Nino menjadi langkah yang amat strategis dalam menghadapi musim kemarau.

Melalui Gernas, yang notabene dikomandoi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), Kementan optimis bisa meminimalisir dampak daripada El Nino.

Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementan, Suwandi, ketika memberikan paparan di hadapan para pemangku kepentingan dalam satu acara diskusi, Jumat 29 September 2023.

Baca Juga: Kantor Perwakilan BI di Tokyo Berperan Penting Pasarkan Produk UMKM Indonesia

Dijelaskan Suwandi, Indonesia seperti diketahui mengenal musim kemarau dan hujan. Ini, kata dia, sudah menjadi ritme alam.

“Pada 2015 kita menghadapi musim kering yang lebih berat (elnino), sama seperti halnya tahun 1992 dan 1997.Pun pada tahun ini, Agustus-September menjadi puncak (kemarau),” beber dia.

Maka dari itu, Kementan sudah sejak jauh hari melakukan mapping daerah, dengan kategori merah, kuning, dan hijau.

Baca Juga: Kasus Bullying Masih Menjadi Teror di Lingkungan Sekolah

Merah mengindikaskan sulit air, kuning perlu pompa atau sumur dan lain sebagainya sehingga perlu dipacu.

Lebih lanjut, Dia menambahkan bahwa pemetaan kondisi daerah menjadi salah satu acuan dalam melaksanakan program Gernas Penanganan Dampak El Nino. Teknisnya dengan menanam pada 500 ribu hektar lahan di sepuluh provinsi.

“Dilakukan paling tidak nanti dipanen di bulan November sampai awal Januari. 500.000 hektar ini sudah dipilih di daerah yang siap tanam. Jadi ada air sesuai mapping kami. Dan diharapkan target panen 3,0 juta gabah, jadi beras satu setengah juta ton,” jelasnya.

Baca Juga: Resmi Mulai Hari Ini Harga BBM Non Subsidi Naik, Berikut Ini Daftar BBM yang Alami Kenaikan

Untuk lahan kering yang memang sulit dan yang di daerah lahan kering, Kementan mendorong dengan tanaman non padi.

“Biar bisa ditanam singkong jagung kedelai. Kalau jagung sulit pakai sorgum yang lebih hemat. Di daerah-daerah yang airnya terbatas kita arahkan tetap memilih menggunakan benih tahan kekeringan, hama penyakit,” tambah Suwandi.

Baca Juga: Pemilu 2024: Masa Reses DPR-DPRD Tidak Boleh Jadi Ajang Kampanye

Selain itu, Kementan juga mendorong petani ikut asuransi usaha tani panen para petani sebagai antisipasi resiko yang akan terjadi.

Suwandi mengataka, data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait produksi padi. Merujuk data BPS bulan Agustus 2023, lahan panen 860.000 hektar, bulan September ini angka prognosa BPS ada 790.000 hektar, dan Oktober nanti 726.000 hektar.

“Untuk Desember masih belum bisa di hitung karena karena tanam nya di September ini dan panennya Desember nanti. Itu perkembangan nya. Data BPS ini telah kami klasifikasi juga dengan data satelit kementerian pertanian dan laporan daerah dan melakukan kunjungan lapangan,” ungkapnya.***

Editor: M Haidar

Sumber: Kementan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah