Presiden: Saat ini Pemerintah Tengah Berupaya Melakukan Intervensi untuk Stabilkan Harga Beras

- 16 Maret 2024, 21:32 WIB
Presiden Jokowi saat menyampaioan sambutannya du Gudang BULOG Bakaran Batu, Labuhan Batu
Presiden Jokowi saat menyampaioan sambutannya du Gudang BULOG Bakaran Batu, Labuhan Batu /Karawangpost/Foto/Perum-Bulog

KARAWANGPOST - Presiden Joko Widodo menjelaskan bahwa saat ini pemerintah tengah melakukan upaya-upaya intervensi untuk menstabilkan harga beras.

Hal tersebut seiring dengan permintaan yang semakin tinggi mengingat saat ini telah memasuki bulan Ramadhan.

Selain itu, Presiden Jokowi juga menekankan bahwa untuk mencapai keseimbangan harga pangan yang ideal baik dari sisi produsen maupun konsumen diperlukan langkah nyata dari seluruh pihak yang terlibat.

Baca Juga: Bantuan Pangan Merupakan Upaya untuk Menghadapi Kenaikan Harga Beras

Baca Juga: Update Harga BBM Pertamina, Shell, dan BP-AKR Hari Ini 16 Maret 2024

“Kalo harga beras turun, saya dimarahi petani. Tapi, kalo harga beras naik dimarahi ibu-ibu," ujar Presiden Jokowi saat menyerahkan bantuan beras CBP kepada warga KPK di Gudang BULOG Bakaran Batu Labuhan Batu, Jumat 15 Maret 2024.

Presiden Jokowi menyebutkan, kesulitan pemerintah saat ini adalah soal mencari keseimbangan harganya. Jadi yang namanya mengurusi beras untuk 270 juta penduduk Indonesia itu bukan perkara mudah.

"Kebutuhan kita setiap tahun itu sekitar 31 juta ton, jika persediaannya kurang kita perlu memikirkan bagaimana menanggulanginya. Tapi kalau produksi petani banyak, kita tenang," jelas Presiden Jokowi.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi menerangkan bahwa sebagai upaya stabilisasi harga selama bulan Ramadhan pihaknya tengah menerapkan kebijakan relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang berlaku dalam rentang waktu tertentu.

Menurutnya, program pemerintah ini bertujuan untuk memberikan ruang agar persediaan beras dengan harga perolehan yang masih tinggi dapat dilepaskan ke pasar sepenuhnya.

“Jadi relaksasi HET ini untuk beras premium, dari tanggal 10 Maret sampai 23 maret. Kenaikannya Rp 1.000 per kilogram (kg). Ini karena sebelumnya harga GKP kan lumayan tinggi," ujarnya.

"Kemudian seiring berjalannya panen dalam negeri, maka harga gabah itu akan mulai terkoreksi sekitar 2-3 minggu ke depan, sehingga dirasakan perlu relaksasi ini. Sampai dengan nanti stok lama yang dengan perolehannya masih dengan harga lebih tinggi, bisa kita flat out dengan lebih cepat,” terang Arief menambahkan.

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menegaskan bahwa pihaknya telah menerapkan langkah-langkah untuk mengurangi kontraksi harga pangan yang ada di pasar.

Ia memastikan bahwa manuver yang dilakukan pemerintah untuk stabilisasi harga beras di pasaran, telah menunjukan hasil yang cukup signifikan untuk menurunkan harga pangan.

“Harga saat ini termasuk di Sumatera Utara pada tingkat grosir sudah mulai turun, dan untuk harga di tingkat retail beberapa sudah mulai mengalami penurunan atau setidaknya tidak terjadi penurunan namun sudah tidak ada kenaikan lagi. Dan keseimbangan harga ini betul-betul menjadi concern pemerintah untuk bisa berada di posisi yang lebih ideal lagi.”, ungkapnya.***

Editor: M Haidar

Sumber: Setpres


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x