Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, dari Masa ke Masa

19 Oktober 2021, 15:09 WIB
Ilustrasi Maulid Nabi Muhammad SAW /Pixabay/matponjot

KARAWANGPOST - Maulid Nabi Muhammad SAW selalu diperingati umat Islam setiap bulan Rabiul Awal.

Dari masa ke masa, peringatan Maulid Nabi SAW ini telah diperingati oleh umat Islam di berbagai belahan dunia.

Syekh Hasan as-Sandubi, muhaqqiq dan peneliti senior naskah-naskah Islam asal mesir, mengungkapkan maulid di masa Nabi Muhammad SAW, masa Khulafaur Rasyidin, masa Dinasti Islam hingga sekarang.

Baca Juga: Doa Tak Kunjung Dikabulkan, Simak Penjelasan Ini

Berikut ini penjelasan Syekh Hasan yang tertuang dalam kitab "Tarikhul Ihtifal bil Maulidin Nabawi".

1. Masa Rasulullah SAW

Menurut Syekh Hasan, pada masa Rasulullah SAW hidup, umat Islam masih fokus perihal perkembangan Islam, membumikan tauhid kepada Allah, dakwah, mengangkat derajat manusia dari yang hina menjadi mulia.

Itu dilakukan dengan menanamkan nilai-nilai akhlakul karimah serta ibadah-ibadah lainnya. Sehingga, peringatan atau perayaan dalam rangka menghormati kelahiran Nabi saw belum terealisasi saat itu.

Baca Juga: Agensi Kim Seon Ho Buka Suara Soal Rumor Aktor K

2. Masa Khulafaur Rasyidin

Pada masa selanjutnya, tepatnya masa Khulafa’ur Rasyidin, para sahabat belum juga berpikir perihal perayaan Maulid Nabi SAW yang dikemas dengan kegiatan-kegiatan secara khusus.

Namun mereka terus menanamkan keimanan setelah ditinggal wafat oleh Nabi SAW. Banyaknya orang-orang yang murtad, menjadi tugas secara khusus bagi para sahabat untuk mengembalikan mereka pada agama yang benar.

Baca Juga: Ria Ricis Beberkan Banyak Cobaan Jelang Pernikahan

Selain itu, para sahabat juga melakukan upaya-upaya penyebaran Islam agar semakin pesat dan luas. Karenanya, tidak ada satupun sahabat yang berpikir perihal perayaan Maulid Nabi SAW, serta tidak pernah terbesit dalam hati mereka perayaan-perayaan apa pun.

Ketika itu, mereka hanya berpikir perihal perkembangan Islam, dengan terus menerus berdakwah, menjalin interaksi, ikatan dan hubungan antar agama dan pemeluk agama lain.

Baca Juga: Sandiaga Uno Turut Mengecam Aksi Kaburnya Rachel Vennya dari Karantina

3. Masa Dinasti Bani Umayyah

Setelah masa empat khalifah selesai, muncul berbagai dinasti sekaligus sebagai simbol kemajuan Islam.

Dinasti pertama, yaitu Dinasti Bani Umayyah, di bawah kepemimpinan Muawiyah bin Abi Sufyan yang dilanjutkan oleh putranya, Yazid bin Muawiyah (Yazid I). Setelah ia wafat secara berturut-turut diganti oleh putranya, Yazid II, Abdul Malik bin Marwan, Al-Walid bin Abdul Malik, hingga Umar bin Abdul Aziz, dan Hisyam bin Abdul Malik.

Baca Juga: Rachel Vennya Akui Kesalahannya: Aku Salah, Aku Minta Maaf

Periode dinasti Umayyah ini berkuasa sejak tahun 41 H/661 M sampai tahun 133 H/750 M. Pada masa ini, perayaan Maulid Nabi juga belum terealisasikan. Selain memperjuangkan Islam, mereka juga menciptakan asas-asas negara dengan pelbagai undang-undangnya.

Selain itu, hiruk-pikuk politik yang terus memanas, banyaknya pembangkang dan penentang sistem negara, yang dikenal dengan Khawarij, menjadi salah satu perhatian khusus yang tidak bisa mereka biarkan begitu saja. Karenanya, perayaan maulid Nabi SAW pada dinasti Bani Umayyah juga belum ditemukan.

Baca Juga: Informasi Jadwal Sentra Vaksinasi Kabupaten Cianjur, Simak Cara Pendaftarannya

4. Masa Dinasti Bani Abbasiyah

Dinasti Bani Abbasiyah merupakan pemimpin kedua Islam dengan sistem kerajaan, yang berkuasa setelah berhasil merebut tonggak kepemimpinan dari Bani Umayyah dan semua wilayah-wilayahnya.

Pada masa ini, perkembangan Islam semakin pesat dan luas, bahkan berhasil menjadikan dunia Islam sebagai pusat peradaban dunia. Kepemimpinan Dinsati Bani Abbasiyah dimulai pada tahun 133 H/750 M, sampai pada tahun 656 H/1258 M.

Namun di tengah kejayaan Islam dan perkembangannya yang begitu pesat, belum juga ditemukan perayaan maulid dalam rangka mengingat dan menghormati kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Sekolah di Karawang Ambruk Lagi, Tak Ada Anggaran Karena Refocusing Tapi Ada Pembelian Mobil Dinas Mewah

5. Masa Bani Buwaihi

Memasuki abad kesepuluh, kejayaan Dinasti Abbasiyah mulai redup. Saat itu, Dinati Umayyah dipimpin ar-Radhi Billah, yaitu Penguasa Abbasiyah ke-20, yang berkuasa pada tahun 940-944 M. Hanya saja, kekuatan politik dan militer dari pimpinan dunia Islam itu mulai tidak berdaya.

Pada saat yang bersamaan, wilayah-wilayah yang tergabung di dalam Dinasti Abbasiyah mulai memisahkan diri. Mereka mendirikan dinasti-dinasti kecil. Wilayah kekuasaan Bani Abbasiyah mulai sempit.

Di tengah situasi yang carut-marut itu, sebuah dinasti yang berkuasa di wilayah Persia dan Irak masuk untuk mengendalikan kekuatan politik dan pemerintahan Abbasiyah.

Baca Juga: Kode Redeem MLBB 19 Oktober 2021, Segera Klaim Hadiahnya

Meski jumlah yang sedikit, namun disertai dengan gerakan sistematis dan massif, dinasti ini mampu menguasai politik dan pemerintahan Abbasiyah selama 110 tahun (945-1055 M), itu bernama Bani Buwaihi.

Dinasti ini dibangun oleh tiga putra Abu Syuja’ Buwaihi. Pada masa kepemimpinan mereka, pergelaran berbagai acara mulai terlihat. Perayaan atas kemenangan merebut pemerintahan dari Bani Abbasiyah begitu meriah.

Mereka juga merayakan berbagai perayaan dengan corak gembira dan kesedihan. Misalnya, perayaan hari Asyura’ dijadikan sebagai momentum sebagai bulan duka.

Baca Juga: Oknum Kapolsek Perkosa Gadis 20 Tahun Setelah Menjajikan Kebebasan Ayah Korban yang di Penjara

Selain itu, perayaan-perayaan yang lain juga mereka gelar, sebagai momentum kebahagiaan.

Namun perayaan yang seharusnya lebih mereka apresiasi, yaitu Maulid Nabi Muhammad SAW tidak mereka pikirkan. Mereka hanya berpikir perihal kebahagiaan mereka sendiri.

6. Masa Dinasti Fatimiyah

Syekh Hasan as-Sandubi menyampaikan kalau perayaan Maulid Nabi SAW bertepatan dengan masa Dinasti Fathimiyah. Namun mereka berafiliasi pada kelompok Syiah.

Akidah dan keyakinannya cenderung pada kepemimpinan Sayyidina Ali, Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain, serta menolak khalifah Sayyidina Abu Bakar, Umar dan Utsman.

Sebagaimana tradisi Syiah, mereka tidak hanya merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, perayaan-perayaan lainnya juga tidak mereka lupakan. Misalnya, perayaan hari Asyura, maulid Ali bin Abi Thalib, maulid Sayyidina Hasan dan Husain, maulid Fatimiyah, perayaan tahun baru Persia, Idhul Adha, malam pertama Ramadhan, Rajab dan Sya’ban.

Baca Juga: Bupati Karawang Didemo Mahasiswa terkait Kemiskinan Ekstrem

Perayaan ini terus berlanjut dan semakin pesat sampai Dinasti Fatimiyah runtuh dan umat Islam dipimpin oleh ulama-ulama dan kerajaan yang berafiliasi pada Ahlussunnah wal Jamaah.

Perayaan maulid Nabi SAW tetap berlanjut, dan pertama kalinya diperingati oleh Sultan Nuruddin, penguasa Syiria, pada tahun 511 H.

7. Masa Sekarang

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW akhirnya berkembang luas dan sangat pesat. Bahkan hampir mayoritas umat Islam merayakannya, termasuk di Indonesia.

Perayaan maulid tidak hanya dilakukan oleh instansi dan lembaga-lembaga. Bahkan, setiap warga mulai dari kota hingga pelosok desa turut merayakannya.

Demikian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dari masa ke masa yang dirangkum dari "Tarikhul Ihtifal bil Maulidin Nabawi" oleh Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam, Bangkalan.***

Editor: Ali Hasan

Sumber: ISLAM NU

Tags

Terkini

Terpopuler