Negara Islam musuh Barat dan Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan roket tersebut.
Roket itu menyusul dan bom bunuh diri besar-besaran ISIS di luar gerbang bandara yang padat pada Kamis lalu, yang menewaskan puluhan warga Afghanistan dan 13 tentara AS.
Dalam beberapa hari terakhir Washington telah memperingatkan lebih banyak serangan, sambil melakukan dua serangan udara.
Dikatakan keduanya mengenai target Negara Islam, termasuk satu pada hari Minggu (29/8) yang telah menggagalkan percobaan bom bunuh diri dengan meledakkan sebuah mobil yang penuh dengan bahan peledak di Kabul.
Hari Selasa adalah batas waktu penarikan pasukan untuk meninggalkan Kabul yang ditetapkan oleh Presiden Joe Biden.
Baca Juga: Round Up - Kasus Pemotongan Dana Bansos di Karawang Berujung Tumpul
Jika memenuhi kesepakatan yang dicapai dengan Taliban oleh pendahulunya Donald Trump untuk mengakhiri perang terpanjang Washington.
Tetapi karena gagal mengantisipasi bahwa Taliban akan begitu cepat menaklukkan negara itu, Washington dan sekutu NATO-nya terpaksa mengungsi.
Mereka akan meninggalkan ribuan warga Afghanistan yang membantu negara-negara Barat dan mungkin memenuhi syarat untuk dievakuasi tetapi tidak berhasil keluar tepat waktu.