Inilah Sosok Pemenang Nobel Perdamaian 2021 - Kebebasan Berekspresi

- 9 Oktober 2021, 23:15 WIB
Inilah Sosok Pemenang Nobel Perdamaian 2021
Inilah Sosok Pemenang Nobel Perdamaian 2021 /Karawangpost/pexels: Suzy Hazelwood

KARAWANGPOST - Institut Nobel Norwegia telah mengumumkan dua pemenang Nobel Perdamaian 2021.

Hadiah Nobel Perdamaian diberikan kepada dua orang jurnalis Maria Ressa dan Dmitry Muratov atas upaya mereka untuk melindungi kebebasan berekspresi.

Pengumuman pememang dilakukan di Oslo pada Jumat, 8 Oktober 2021. Komite Nobel Berit Reiss-Andersen memuji Ressa dan Muratov atas "perjuangan berani mereka untuk kebebasan berekspresi di Filipina dan Rusia."

Baca Juga: Sinopsis Anime Platinum End, Pertaruhan Malaikat Memperebutkan Posisi Dewa

“Mereka adalah perwakilan dari semua jurnalis yang membela cita-cita ini di dunia di mana demokrasi dan kebebasan pers menghadapi kondisi yang semakin buruk,” kata Berit Reiss-Andersen dalam siaran pers setelah pengumuman pada hari Jumat 8 Oktober 2021.

Hadiah itu adalah yang pertama bagi jurnalis sejak Carl von Ossietzky dari Jerman memenangkannya pada tahun 1935 karena mengungkap program persenjataan kembali rahasia negaranya pascaperang.

Maria Ressa lahir 2 Oktober 1963 penulis berdarah Filipina-Amerika. Ressa adalah pendiri, CEO dan editor eksekutif Rappler, sebuah outlet berita online yang meliput kebijakan dan tindakan rezim Presiden Rodrigo Duterte di Filipina.

Baca Juga: Sinopsis Hometown Cha Cha Cha Episode 13: Hye Jin Beri Kejutan Ulang Tahun Du Shik 

Sebelum meraih penghargaan Nobel Perdamaian, ia pernah memenangkan sejumlah penghargaan internasional karena liputannya di antaranya Time Magazine Person of the Year 2018.

Ia berulang kali ditangkap oleh penegak hukum Filipina karena sikap kritisnya. Terakhir pada Agustus lalu, Pengadilan Filipina menghentikan kasus fitnah yang diajukan terhadap Maria Ressa.

Ressa menghadapi sejumlah tuntutan, yang disebutnya memang untuk mengincarnya karena dia telah bersikap kritis terhadap Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Baca Juga: Soimah Bikin Pendopo untuk Seniman, Pemerintah Kurang Apresiasi Pekerja Seni

Komite Nobel Berit Reiss-Andersen mengatakan dia “menggunakan kebebasan berekspresi untuk mengekspos penyalahgunaan kekuasaan, penggunaan kekerasan dan otoritarianisme yang berkembang di negara asalnya, Filipina.”

"Saya terkejut," kata Ressa kepada siaran langsung oleh Rappler setelah mengetahui penghargaan tersebut.

Pemenang lainnya Dmitry Muratov adalah pemimpin redaksi Novaya Gazeta, ia telah menjadi pemimpin redaksi selama 24 tahun.

Baca Juga: Lima Tips Bercinta di Luar Ruangan, Nomor 4 Sangat Praktis

satu-satunya media yang benar-benar kritis terhadap pemerintah Rusia. Koran tersebut ddirikan pada 1993.

Novaya Gazeta dikenal karena investigasinya yang mendalam tentang isu-isu sensitif seperti korupsi tingkat tinggi, pelanggaran hak asasi manusia, dan penyalahgunaan kekuasaan di bawah rezim rusia.

Akibat sikap kritisnya, tiga jurnalis Novaya Gazeta tewas. Korban terbaru adalah jurnalis investigasi Anna Politkovskaya, yang mendapatkan pengakuan internasional untuk liputan independennya tentang Chechnya dan Kaukasus Utara.***

Editor: Zein Khafh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah