Bantuan Helm Pelindung Jerman untuk Ukraina dianggap Lelucon

- 27 Januari 2022, 21:56 WIB
Ilustrasi - Perlengkapan pelindung militer
Ilustrasi - Perlengkapan pelindung militer /Pixabay/ centaur60



KARAWANGPOST - Berlin memilih untuk menyumbangkan helm pelindung daripada senjata kepada tentara Ukraina.

Kurangnya tindakan Berlin untuk membantu mendukung Kiev telah menerima kritik di seluruh Barat.

Menteri Pertahanan Christine Lambrecht mengumumkan Jerman tidak akan mengirim senjata apa pun ke Ukraina, tetapi akan mengirimkan 5.000 helm pelindung.

Baca Juga: Pabrik Kabel Listrik LSAGI di Karawang, Pasar Kabel Terbesar di ASEAN

Walikota Kiev Vitali Klitschko mengatakan pada hari Rabu, keputusan Jerman untuk mengirim 5.000 helm ke Ukraina adalah lelucon dan menunjukkan bahwa pemerintah di Berlin tidak memahami ancaman yang ditimbulkan oleh Angkatan Darat Rusia terhadap negara itu,

“Menteri Pertahanan jelas tidak mengerti bahwa kita sedang berhadapan dengan tentara Rusia yang diperlengkapi dengan sempurna yang dapat mulai menyerang lebih jauh ke Ukraina kapan saja,” kata Klitschko kepada Bild.

“5000 helm adalah lelucon mutlak. Apa yang akan dikirim Jerman sebagai dukungan selanjutnya? Bantal?."

Baca Juga: Atasi Kemiskinan Ekstrem Pemerintah Bangun Rumah Layak Huni di Permukiman Kumuh

Berlin memiliki kebijakan untuk tidak memasok senjata ke zona krisis, keputusan lama dari pemerintah sebelumnya yang juga didukung oleh koalisi baru yang dibentuk pada bulan Desember lalu.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Jerman telah berulang kali memutuskan untuk tidak memasok senjata mematikan.

"Ada alasan untuk ini, yang tentu saja juga didasarkan pada semua perkembangan beberapa tahun dan dekade terakhir, ” kata Rektor Olaf Scholz Selasa, sehari sebelum keputusan untuk mengirim helm.

Baca Juga: Anak Panti Sosial Jabar miliki Sertifikat Kompetensi Barista

Sumbangan peralatan pelindung Jerman datang ketika Rusia dituduh menempatkan 100.000 tentara di perbatasan, dengan beberapa mengklaim bahwa Kremlin sedang merencanakan serangan.

Klaim ini telah berulang kali ditolak olrh pihak Rusia tetapi saat ini ketegangan tetap pada titik tertinggi.

“Kami tidak bermaksud mengambil tindakan agresif. Kami tidak akan menyerang, menyerang, atau menginvasi Ukraina,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov pekan lalu.***

Editor: M Haidar

Sumber: RT


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x