Petani AS Berjuang di tengah Harga Bahan Bakar yang Tinggi

- 12 Juni 2022, 19:24 WIB
Ilustrasi - Petabi di lahan pertanian
Ilustrasi - Petabi di lahan pertanian /Pexels/Jake Heinemann




KARAWANGPOST - Biaya penanaman meningkat dua kali lipat tahun ini setelah biaya solar melambung petani berjuang ditengah harga bahan bakar yang tinggi.

Juru bicara Departemen Pertanian Ohio Ty Higgins menyebutkan, melonjaknya harga bahan bakar di AS telah menambah ribuan dolar untuk biaya petani tahun ini.

Dia mengatakan kepada kantor berita Rusia RIA Novosti minggu ini bahwa rekor harga solar yang tinggi telah mengakibatkan biaya penanaman menjadi dua kali lipat.

Baca Juga: UEFA Nations League: Prediksi Pertandingan Kazakhstan vs Slovakia

“Diesel bukan satu-satunya, tetapi bahan bakar yang paling penting dalam pertanian. Ketika Anda memikirkan musim tanam, bayangkan berapa banyak traktor yang menggunakan solar, bekerja siang dan malam. Yang dulu membutuhkan 300-400 per hari tahun lalu sekarang mencapai seribu dolar, ” kata Higgins.

Menurut Biro Pertanian California, di Amerika Serikat, diesel menyumbang sebanyak 15% dari keseluruhan biaya pertanian.

Berdasarkan Data American Automobile Association menunjukkan bahwa biaya diesel mencatat rekor bersejarah lain minggu ini, mencapai 5,64 dolar per galon. Sebagai perbandingan, Juni lalu harganya sekitar 3,19 dolar dan pada tahun 2020 hanya 3,03 dolar per galon.

Baca Juga: UEFA Nations League: Prediksi Pertandingan Azerbaijan vs Belarusia

Javier Zamora, seorang petani organik dari California, juga mengatakan kepada RIA bahwa pengeluarannya untuk musim tanam tahun ini juga melonjak. 

“Kenaikan harga solar menjadi masalah besar karena kami memasok produk kami langsung ke toko-toko, rumah sakit dan sekolah, sehingga jumlah uang yang masuk ke ini dan traktor hampir dua kali lipat dibandingkan tahun lalu,” katanya.

Analis mengatakan harga sudah naik sebelum krisis di Ukraina, dan di mana ditekan lebih tinggi oleh kesulitan rantai pasokan dan permintaan yang melonjak karena perjalanan dan pengiriman pulih dari posisi terendah pandemi. 

Tetapi perang dan sanksi energi AS berikutnya terhadap Rusia hanya memperburuk situasi.***

Editor: M Haidar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x