Legislator Sesalkan Tindakan Penangkapan Masal Petani Sawit di Bengkulu

- 18 Mei 2022, 05:27 WIB
Ilustrasi - Perkebunan Kelapa Sawit
Ilustrasi - Perkebunan Kelapa Sawit /Pixabay/sarangib



KARAWANGPOST - Legislator sesalkan tindakan aparat keamanan yang melakukan penangkapan terhadap puluhan petani kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu.

Legislator Dapil NTB 1, Johan Rosihan menilai tindakan tersebut memperuncing konflik lahan antara petani dan perusahaan yang telah berlangsung belasan tahun dan tak kunjung selesai.

Johan pun mendesak pemerintah untuk berlaku adil dan manusiawi terhadap petani serta hadir untuk menyelesaikan konflik agraria terutama dalam sektor perkebunan.

Baca Juga: Kementerian Perdagangan Luncurkan Program Minyak Goreng Rakyat Dengan Harga Rp14.000

“Atas kejadian ini, saya mendesak pemerintah harus hadir menyelesaikan konflik agraria secara menyeluruh khususnya yang terjadi di sektor perkebunan, sebab pemerintah harus sadar bahwa 60% konflik agraria terjadi di perkebunan komoditas kelapa sawit dengan luasan lahan yang cukup besar dan selalu terjadi di sepanjang Pulau Sumatera dan Pulau lainnya,” kata Johan dalam keterangan persnya, Selasa 17 Mei 2022.

Johan menyebutkan bahwa seringkali upaya penyelesaian sengketa lahan selalu gagal, bahkan seringkali petani juga mendapatkan kekerasan dan perlakuan yang tidak adil karena bargaining yang lemah dibanding perusahaan yang punya kuasa modal.

Untuk itu, pemerintah diharapkan dapat berlaku adil pada petani dan meminta aparat untuk bisa bersikap lebih manusiawi kepada petani karena mereka seringkali menjadi korban dalam situasi konflik lahan.

Baca Juga: Jabar Beri Bantuan Dana Rp2,7 Juta untuk Siswa yang Bersekolah di Swasta

Dalam kasus lahan HGU (Hak Guna Usaha) yang terjadi di Bengkulu, hal ini terjadi akibat lahan yang telah dikelola petani sawit diambil alih oleh perusahaan melalui keterangan akta pinjam pakai sehingga memunculkan konflik tanpa penyelesaian.

“Kasus di Bengkulu ini merupakan contoh dari sekian banyak kasus penguasaan lahan oleh perusahaan pemilik modal dengan masyarakat yang berprofesi petani sawit,” ucapnya.

Johan berharap pemerintah bisa mengurai benang kusut penyebab konflik dan selalu menghadirkan sikap yang adil bagi petani dan pihak mana pun serta membantu petani.

Baca Juga: Ridwan Kamil: PPDB Tahun 2022 Jawa Barat Paling Adil akan Dipantau Tim Saber Pungli

Karena para petani membutuhkan lahan perkebunan sawit dan berupaya meningkatkan sumbangsih perusahaan pada desa penyangga dan masyarakat sekitarnya.

“Saya menilai akar konflik ini terjadi akibat adanya kepemilikan lahan yang dianggap ditelantarkan dan belum digarap serta kegagalan mekanisme proses ganti rugi dari lahan yang menjadi sengketa," jelas Johan.

Maka tindakan menangkap massal para petani sawit adalah tindakan gegabah dan sembrono dengan tuduhan pencurian, ketika para petani panen di lahan konflik.

"Untuk itu pemerintah harus segera hadir membantu proses penyelesaian konflik ini,” tegas Johan.***

Editor: M Haidar

Sumber: DPR


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x