Paus Sperma Terdampar di Pantai Papua, Tim Berhasil Atasi Dengan Cara Pembakaran

- 13 Februari 2024, 07:00 WIB
Pembakaran Paus Sperma yang terdampar di pesisir Desa Sareidi, Distrik Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua
Pembakaran Paus Sperma yang terdampar di pesisir Desa Sareidi, Distrik Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua /Karawangpost/Katadata

KARAWANGPOST - Sebuah upaya penyelamatan dilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, di mana Tim Reaksi Cepat bersatu untuk menangani paus sperma yang terdampar di pesisir Desa Sareidi, Distrik Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua, pada Senin (12/02/2024).

Paus berukuran mencapai 15 meter tersebut, yang merupakan spesies dilindungi, ditemukan dalam kondisi pembusukan lanjut di daerah pantai berbatu. Guna mencegah dampak buruk pada lingkungan, tim mengambil langkah tegas dengan membakar bangkai paus tersebut, setelah upaya untuk mendorongnya kembali ke laut gagal.

Baca Juga: Unggah Foto Kampanye di Masa Tenang, Bawaslu Minta Kominfo Take Down Instagram Kaesang

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Victor Gustaaf Manoppo, menyatakan urgensi perlindungan terhadap paus sperma, yang merupakan mamalia laut yang dilindungi penuh oleh negara. Menurutnya, peristiwa ini menegaskan pentingnya implementasi peraturan dan rencana aksi konservasi mamalia laut.

"Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, serta Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 79 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional Konservasi Mamalia Laut, sehingga perlindungan terhadap spesies ini penting untuk dilakukan.

“Biak Numfor merupakan pintu gerbang Indonesia menuju Samudera Pasifik sehingga bukan tidak mungkin kejadian paus terdampar akan terjadi lagi,” lanjutnya.

Baca Juga: Kemhan Secara Tegas Membantah Fitnah Adanya Korupsi Pengadaan Jet Tempur Mirage 2000-5

Kepala BKKPN Kupang, Imam Fauzi, menjelaskan bahwa paus awalnya ditemukan mengapung dekat pemukiman sebelum terdampar di pantai berbatu. Usaha untuk mendorongnya kembali ke laut mengalami kegagalan, sehingga pembakaran di tempat terdampar menjadi pilihan terbaik dalam situasi sulit ini, dengan tetap memperhatikan dampak lingkungan yang mungkin timbul.

“Penanganan yang dilakukan tim yaitu dengan metode pembakaran pada lokasi terdampar. Metode ini dipilih dikarenakan situasi yang sulit untuk merelokasi bangkai paus. Proses pembakaran dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan dampak lingkungan yang mungkin terjadi,” ujar Imam.

Halaman:

Editor: Mustapid

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x