Tan Malaka dan Kencintaanya terhadap Sepak Bola

- 3 Juni 2021, 16:02 WIB
Tan Malaka
Tan Malaka /Istagram/@celebesabast/



KARAWANGPOST - Berbicara sosok Tan Malaka, kita selalu dibuat terkagum-kagum oleh kisahnya. Pasalnya Tan Malaka adalah sosok revolusioner yang menarik untuk dibahas.

Selain itu, ia juga dikenal sebagai satu dari empat pendiri bangsa, bahkan ia dikenal sebagai bapak republik.

Tan malaka lahir di pada 2 Juni 1897 di Suliki, Sumatera Barat dengan nama Ibrahim. Ia lahir dari pasangan Rasad Caniago dan Sinah Sinabur ini mendapatkan gelar Datuk Sutan Malaka sebagai penghormatan kepadanya. Namun ia tolak gelar itu dan memilih tidak memakai gelar itu sebagai namanya.

Baca Juga: Samsung Siap Luncurkan Galaxy Book Go Bulan Ini

Ketika ia lulus dari sekolah Kweekschool, ia melanjutkan sekolahnya ke Rijks Kweekschool di Harleem, Belanda pada umurnya yang 16 tahun.

Tan Malaka merupakan sosok komunis yang memiliki turut membangun beberapa partai. Ia sempat mendirikan partai PARI pada 1927 dan partai MURBA pada 1948.

Terlepas dari kiprahnya di dunia politik, Tan Malaka sangat mencintai sepak bola. Ia adalah pemain sepak bola yang hebat, bahkan permainannya bisa membuat penonton terpesona.

Baca Juga: Jadwal BTS Festa 2021, Perayaan Anniversary ke-8 Tahun

Hal itu diceritakan dalam buku karangan Arif Zulkifli yangn berjudul Tan Malaka: Bapak Republik yang Dilupakan.

Ketika ia tinggal di Bayah, Banten pada Juni 1943, ia sering membantu rakyat kecil lewat sepak bola. Terkadang ia ikut main sebagai pemain sayap, atau hanya menjadi wasit.

Ia terkenal karena selalu memakai celana pendek, helm tropis, dan tingkat. Ia juga dikenal sering mentraktir para pemain yang berlaga dalam kejuaraan.

Baca Juga: Lagu Next Level Aespa dilarang diputar selama Ujian Perguruan Tinggi Nasional

Dalam karangannya yang berjudul Madilog, ia pernah menganalogikan pemikirannya dengan sepak bola. Ia menuliskan “Apabila kita menonton satu pertandingan sepak bola, maka lebih dahulu sekali kita pisahkan si pemain ... kalau tidak, bingunglah kita. Kita tidak bisa tahu siapa yang kalah, siapa yang menang,” begitulah kurang lebih ia tulis.

Menurutnya, olah raga adalah salah satu langkah untuk menunjukan bahwa bangsanya juga manusia. Bersama tokoh pergerakan lainnya, sepak bola menjadi kaca mata ketimpangan. Bagi mereka olah raga itu adlaah simbolisasi tekad guna mengangkat nama harum bangsa.

Baca Juga: 10 Gerakan Olahraga Muka untuk Menghilangkan Double Chin

Kepiawaian Tan Malaka dalam mengolah bola, membuat ia bisa masuk kedalam tim sat sekolah di Rijks Kweekschool.

Pada saat itu ia hanya memiliki tinggi 165 cm. Namun ia berhasil membuat rekan-rekannya kagum atas kemampuannya menggiring bola.

Meski ia mencintai sepak bola, tak membuat Tan Malaka lupa tugas utamanya, yakni memperjuangkan nasib Rakyat Indonesia dari jajahan kolonial. Sepak bola beberapa kali menjadi bahan obrolan saat meminum kopi. Bahkan terkadang sesekali ia bermain guna lebih tau keadaan masyarakat di daerah tersebut.(Muhammad Faqih Zalfitri Razak)***

Editor: M Haidar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah