Waspada, Salah Pilih Susu Bisa Bahayakan Kesehatan Anak

- 24 Oktober 2022, 08:34 WIB
Ilustrasi anak usia dini saat meminum susu
Ilustrasi anak usia dini saat meminum susu /Samer/Pexels

KARAWANGPOST - Nutrisi penting untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Kekurangan nutrisi di masa golden age nya dapat menghambat tumbuh kembang anak.

Dr. Handrawan Nadesul, dokter umum dan praktisi kesehatan, menjelaskan kebutuhan nutrisi anak pada setiap tahapan usianya. Untuk bayi usia 0 hingga 6 bulan wajib diberikan ASI eksklusif dan 6 hingga 24 bulan ditambah dengan makanan pendamping ASI, salah satunya susu.

Lebih lanjut Dr. Handrawan menjelaskan, kebutuhan zat-zat gizi anak seperti protein dan kalsium memang dapat dipenuhi dari ikan, telur, tahu, tempe ataupun sumber protein nabati lainnya. Namun, anak-anak tetap perlu diberi susu, karena pada susu terdapat zat-zat gizi yang tidak ditemukan dalam bahan makanan lain.

Baca Juga: YAICI-Dikdasmen Aisyiyah Berikan Edukasi Gizi tentang Peran Guru PAUD untuk Tingkatan Literasi Gizi Keluarga

"Terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan dalam tumbuh kembang anak yang lebih komplek di dalam susu. Tapi apabila anak diberi asupan tambahan berupa susu, orang tua harus cerdas dalam memilih susu untuk anak," jelas dr Handrawan.

Dokter senior ini juga menyampaikan bahwa masyarakat harus dapat membedakan antara susu untuk konsumsi anak, orang dewasa, atau kental manis yang masih sering dianggap sebagai susu pengganti untuk anak padahal itu merupakan bahan pembuat makanan.

"Kental manis itu kan sudah dijelaskan bahwa bukan susu, karena kandungannya. Makanya, orang tua harus melihat terlebih dahulu komposisi susu untuk anaknya agar tepat dan sesuai dengan kebutuhan nutrisi." tegas dokter yang juga penulis buku.

Baca Juga: Satgas Pangan Polri Siap Bantu Kemenkes dan BPOM Tarik Peredaran Obat Sirup Perusak Ginjal dari Pasaran

Perhatian terhadap pemilihan susu untuk konsumsi anak ini bukan tak beralasan. Sebelumnya, Koalisi Peduli Kesehatan Masyarakat (KOPMAS) merilis hasil temuan lapangan sepanjang 2022. Berdasarkan laporan relawan yang tersebar di sejumlah daerah tersebut menunjukkan, penggunaan produk kental manis sebagai minuman untuk anak dibawah usia 2 tahun masih marak. Penyebabnya bukan hanya karena harganya yang lebih murah, namun juga karena ketidak tahuan masyarakat, bahkan kader posyandu pun tidak paham mengenai jenis susu yang boleh diberikan untuk anak.

Sekjen KOPMAS, Yuli Supriati dalam diskusi publik bersama BKKBN pada 18 Oktober kemarin mengungkapkan sejumlah fakta yang dikumpulkan relawan asal Pandeglang. “Kami mengunjungi keluarga dengan balita di Cibarani, Pandeglang, dengan didampingi kader kesehatan yang juga relawan KOPMAS. Kami memilih balita yang berdasarkan catatan kader memang memiliki berat badan yang kurang dan perkembangannya pun agak terlambat. Berdasarkan hasil wawancara dengan keluarga, anak-anak ini memang diberi kental manis sebagai minuman susu, sehari bisa 3-4 kali minum. Berat badan kurang, anak gampang sakit-sakitan dan mengalami masalah kulit seperti gata-gatal dan koreng,” papar Yuli.

Lebih kanjut, Yuli menegaskan, bahwa ciri-ciri anak-anak yang mengkonsumsi kental manis tersebut relative sama dengan yang ditemui oleh relawan KOPMAS di daerah lain seperti Cirebon, Medan, Surabaya, bahkan di Jabodetabek. “Kami adalah relawan yang bekerja langsung di masyarakat. Kami berada di tengah-tengah masyarakat, melihat dan berinteraksi langsung serta membandingkan hasil temuan dengan catatan kesehatan anak yang dipegang oleh kader kesehatan. Lebih lanjut dari temuan-temuan ini, kami berharap pihak terkait dapat menindak lanjutinya,” jelas Yuli.***

Editor: Ali Hasan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah