"Cabai itu mungkin hanya bisa bertahan 30 hari. Ketika paceklik harganya tinggi, ketika panen harga turun jatuh," lanjutnya.
Mendag menilai bahwa dalam satu tahun setidaknya harga cabai mengalami lonjakan enam kali dan harga jatuh saat panen enam kali.
Baca Juga: Hari Ketiga Pencarian Korban Longsor, Tim SAR Temukan Tiga Unit Motor
Kondisi ini dipicu akibat belum tersedianya teknologi penyimpanan bahan pokok dari hasil panen raya untuk selanjutnya dijual kembali ketika adanya potensi kenaikan harga dipasaran.
Kini, Kemendag tengah mengerjakan sistem pendingin atau Control Atmosphere System pada tempat penyimpanan di Brebes, Jawa Tengah. Dengan teknologi tersebut, bahan pokok bisa bertahan 7-12 bulan.
"Kita lagi coba dengan sistem pendingin. Kita sedang kerjakan mudah-mudahan pada kesempatan pertama bisa digalakkan, terutama di sentra-sentra cabai di Boyolali, Jawa Timur," beber Mendag Lutfi.
Sementara itu Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi memastikan bahwa dalam waktu dekat ini harga cabai rawit akan segera berangsur pulih.
Baca Juga: Wah, Angka Pengangguran di Indonesia Meningkat 2,6 Juta Orang
Diperkirakan penurunan harga cabai akan terjadi saat memasuki minggu ketiga di bulan Januari.
Kepastian tersebut setelah pemerintah melakukan kontak konfirmasi dengan para petani di sejumlah sentra produksi.