Belum Resmi Menjabat Presiden AS, Joe Biden Dapat Tekanan dari Kim Jong-un

13 Januari 2021, 00:14 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden terpilih AS Joe Biden. /Source AP via Bloomberg | Doug Mills/The New York Times

KARAWANGPOST - Meski belum resmi menjabat Presiden Amerika Serikat, Joe Biden sudah mendapat tekanan dari Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

Sang diktaktor dan pemerintahannya telah menegaskan kalau keinginannya itu ialah meningkatkan kemampuan militer nuklir mereka dalam beberapa bulan mendatang.

Atas hal itulah, Kim Jong-un menekan pemerintah Joe Biden untuk membatalkan sanksi yang melumpuhkan rencananya untuk membangun lebih banyak persenjataan nuklir tersebut.

Baca Juga: Pangeran Harry dan Meghan Markle Berhenti Pakai Medsos, Ini Alasannya

Pakar Korea Utara Joengmin Kim mengatakan bahwa aspirasi untuk persenjataan baru akan menekan pemerintahan Joe Biden untuk mencabut sanksi terhadap Pyongyang.

Dalam berita berjudul "Joe Biden dapat Ancaman dari Korea Utara, Kim Jong-un Minta Hapus Sanksi Ingin Perbanyak Nuklir" yang ditayangkan Pikiran-rakyat.com, Jeongmin Kim mencatat bahwa selama pertemuan kongres di Korea Utara, negara tersebut mengindikasikan bahwa mereka memiliki tujuan untuk punya lebih banyak senjata nuklir taktis.

Dia menambahkan spekulasi tentang pengembangan senjata nuklir baru dapat dilihat sebagai ancaman langsung bagi AS dan administrasi Joe Biden.

Baca Juga: Bukan Hanya Manusia, Dua Ekor Gorila juga Dinyatakan Positif Covid-19

"Saya cukup yakin ini akan berlangsung untuk sementara waktu," ujar Joengmin Kim, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Express.

"Jika melihat pembacaan dari kongres partai mulai Jumat, yang diberitakan Sabtu, Korut membahas arah menuju Amerika Serikat," katanya menambahkan.

Joengmin Kim mengungkapkan jika pemerintahan Kim Jong-un fokus pada kapasitas dan kemampuan mereka.

Baca Juga: Sinetron Ikatan Cinta Bikin Heboh, Emak-emak Salpok dengan Harga Mukena yang Dipakai Andin

"Mereka memiliki daftar keinginan yang sangat panjang yang mereka inginkan, hal-hal seperti senjata nuklir taktis, lebih banyak hulu ledak nuklir, ICBM jarak jauh. Ini semua bisa dihitung sebagai provokasi bagi pemerintahan Joe Biden," ujarnya mengungkapkan.

"Tentang sanksi, jika Anda melihat kebijakan ekonomi yang mereka bagikan selama kongres partai, mereka sangat fokus pada pembangunan ekonomi yang mandiri," tuturnya menjelaskan.

Joengmin Kim mengungkapkan jika pemerintahan Kim Jong-un berpikir jika pemerintahan Joe Biden tidak akan banyak melakukan pergerakan.

Baca Juga: Polri Pastikan Tidak Ada Data Ganda Penumpang Sriwijaya AIR SJ 182

"Itulah mengapa mereka mengatakan akan mempertahankan pengaruh kapasitas militer ini," tuturnya,

Pakar Korea Utara Roy Calley berpendapat bahwa pidato Kim Jong-un di partai Kongres mungkin juga merupakan peringatan bagi Presiden Joe Biden.

"Saya pikir itu tembakan peringatan untuk berbicara," katanya.

Menurutnya Korea Utara memiliki hubungan yang cukup baik dengan Donald Trump, pernyataan yang dikeluarkan oleh pemerintahan diktaktor itu hanyalah persiapan untuk membela diri.

Baca Juga: Longsor di Sumedang 26 Warga Dinyatakan Hilang

"Mereka tidak pernah menyerang di mana pun dalam sejarah mereka," tuturnya.

"Ini lebih merupakan pernyataan untuk mengatakan mereka siap membela diri," katanya menambahkan.

Perlu diketahui, pembicaraan damai antara Pyongyang dan Washington, di periode awal terlihat adanya kemajuan, namun sekali lagi terhenti ketika Donald Trump meninggalkan pertemuan puncak dengan Kim Jong-un pada 2019.***

Editor: Ali Hasan

Sumber: Pikiran Rakyat Express

Tags

Terkini

Terpopuler