Pemerintah Segera Ambil Langkah Nyata Atasi Limbah Farmasi di Teluk Jakarta

- 8 Oktober 2021, 21:59 WIB
Ilustrasi - Mati diakibatkan pencemaran lingkungan
Ilustrasi - Mati diakibatkan pencemaran lingkungan /Pixabay/mdherren/

KARAWANGPOST - Pemerintah diminta segera ambil langkah konkret penanganan pencemaran lingkungan dari limbah farmasi di Teluk Jakarta.

Disampaikan Legislator Kalimantan Barat Daniel Johan, temuan kandungan paracetamol yang terkandung dalam laut itu dikhawatirkan menimbulkan dampak buruk yang berkepanjangan.

“Pemerintah harus segera membuat langkah nyata, solusi sebaik-baiknya terhadap temuan kandungan paracetamol di laut Jakarta. Jangan sampai pencemaran lingkungan ini berdampak besar terhadap kehidupan masyarakat,” ujar Daniel, Jumat 8 Oktobet 2021.

Baca Juga: Kabar Dorce Gamalama Tak Sadarkan Diri di Ruang ICU, Anaknya Mohon Doa Terbaik

Tidak hanya ditemukan konsentrasi paracetamol yang tinggi namun juga terdapat cemaran logam di Teluk Jakarta. Jika dibiarkan, maka paparan dari efek tersebut akan merusak ekosistem serta membahayakan alam dan manusia.

Berdasarkan temuan gabungan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan University of Brighton UK ditemukan sebagian Teluk Jakarta.

Mengandung konsentrasi Paracetamol, obat pereda demam dan nyeri, di Teluk Jakarta relatif tinggi dibandingkan dengan pantai-pantai di belahan dunia, yakni 420-610 nanogram per liter (ng/L).

Baca Juga: Peran Swasta Sangat dibutuhkan untuk Atasi Backlog Perumahan

Kita tidak ingin pencemaran lingkungan ini mendatangkan masalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Mengingat banyak warga di sekitar yang mencari nafkah dengan memanfaatkan laut Teluk Jakarta.

"Solusi yang hadir juga harus mengedepankan penyelamatan terhadap biota laut. Kami mendorong secepatnya Teluk Jakarta dibersihkan dari cemaran tersebut,” tegas Daniel.

Akibat temuan tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membentuk tim kerja untuk menangani permasalahan pencemaran lingkungan di Jakarta.

Baca Juga: Pertumbuhan Sektor Industri Optimis Mencapai 5,5 Persen Tahun 2022

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta juga telah mengambil sampel air laut di dua lokasi yang disebut tercemar kandungan paracetamol, yaitu Angke dan Ancol.

Akan tetapi, hingga saat ini masih belum diketahui sumber pencemaran lingkungan di Teluk Jakarta. Namun untuk tahap awal, dugaan sementara kandungan paracetamol itu bersumber dari ekresi konsumsi masyarakat yang berlebihan, limbah dari rumah sakit, dan industri farmasi.

Peneliti juga mengungkap kemungkinan sumber pencemaran bukan hanya dari warga Jakarta, tapi juga dari kawasan sekitar seperti Bogor, Bekasi dan Depok.

Baca Juga: Mike Ashley Jual Klub Pengambilalihan Saudi, Fans Newcastle Lakukan Pesta

Bahkan 60-80 persen pencemaran diprediksi datangnya dari daratan (land based) seperti pembuangan sampah obat paracetamol kedaluwarsa. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan pencemaran diakibatkan oleh kebocoran industri farmasi.

Daniel mengatakan, cemaran paracetamol juga bisa akibat manajemen penanganan limbah yang kurang baik sehingga membuat kotoran tidak terurai dengan baik.

Adanya kemungkinan tersebut, Daniel berharap pemerintah bersama stakeholder terkait menyelidiki kemungkinan ada oknum-oknum pengumpul bahan berbahaya dan beracun (B3).

Baca Juga: 5 Orang Tewas di Gorong-Gorong PT Telkom, Tim Forensik Lakukan Olah TKP

Dirinya mengingatkan pengelolaan limbah B3 sudah memiliki aturan tersendiri dan adanya ancaman pidana jika ditemukan keteledoran.

Angke dan Ancol berada di muara dua sungai besar, yaitu Angke dan Ciliwung yang berfungsi sebagai penampung limbah rumah tangga dan industri.

Baca Juga: Viral Atlet Asal NTT Peraih Emas PON XX Papua Dijemput Pakai Pick Up

Meski harus ada penelitian lebih lanjut, cemaran Paracetamol di Teluk Jakarta dapat menimbulkan dampak terhadap keamanan pangan dan perikanan yang ada di daerah tersebut.

Sehingga perlu hadirnya teknologi pengelolaan limbah yang akurat agar masyarakat, termasuk tenaga kesehatan terjamin kesehatannya.

“Teluk Jakarta ini kan pasar sentral untuk produk laut. Masalah ini memunculkan kekhawatiran di masyarakat, terutama apakah ikan yang dikonsumsi dari kawasan tersebut aman. Pemerintah harus memberi penjelasan lebih komprehensif sehingga masyarakat tenang,” jelas Daniel.***

Editor: M Haidar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x