KARAWANGPOST - Isra Mikraj atau Isra Miraj merupakan peristiwa maha dahsyat yang dialami Nabi Muhammad SAW.
Tak ada satu pun manusia yang mengalaminya, menempuh perjalanan superkilat, lalu naik ke langit hingga Sidratul Muntaha.
Isra Mikraj merupakan peristiwa yang terjadi di malam hari. Itu sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Isra ayat pertama:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Baca Juga: TP3 Kasus Laskar FPI Temui Presiden di Istana Merdeka
Memang ada beberapa hadits dan pendapat yang menjelaskan mengenai waktu terjadinya Isra Mikraj. Namun dari ayat tersebut cukup jelas kalau peristiwa Isra Mikraj terjadi pada malam hari.
Lalu, kenapa harus malam hari? Mengapa tidak pagi, siang atau sore hari saja?
Sebagaimana dilansir dari jatim.nu.or.id, Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam kitabnya, Al-Ayatul Kubra fi Syarhi Qisshatil Isra menjelaskan beberapa alasan mengapa Allah menjadikan malam sebagai waktu terjadinya peristiwa Isra dan Mikraj.