Kurangi Risiko Alzheimer dengan Olahraga Teratur

- 25 September 2021, 15:57 WIB
Ilustrasi - Perempuan muda bersama wanita lansia
Ilustrasi - Perempuan muda bersama wanita lansia /Pexels/Andrea Piacquadio/

KARAWANGPOST - Bila anda rajin dan teratur berolahraga sejak muda, maka berarti anda boleh sedikit bernafas lega karena berhasil mengurangi risiko terkena alzhemier atau kepikunan yang biasa menyerang kaum manula.

Karena itu, para ahli kesehatan menyerukan untuk mewaspadai gejala penyakit ini sejak awal. Sebab, akhir-akhir ini ditemukan jumlah peningkatan alzheimer pada kelompok usia lebih muda, sekitar usia 40 sampai 50 tahun.

Jika alzheimer sudah merambah usia muda. Beberapa faktor ditengarai menyebabkan terjadinya hal ini, seperti stroke. Saat ini, stroke sudah banyak menyerang usia muda.

Baca Juga: KNIL Tentara Pribumi Pembela Penjajah Belanda

Sebab itu, alzheimer pun bisa dialami orang muda. Faktor genetik merupakan penyebab lain alzheimer di samping masalah infeksi dan trauma. Meski masyarakat sudah banyak mendengar istilah alzheimer, penyebab pastinya masih belum banyak yang tahu.

Alzheimer merupakan penyakit degeneratif otak progresif yang disebabkan timbulnya neurotangles. Yaitu, suatu bentuk plak-plak yang tinggal di saraf otak. Neurotangles ini menyebabkan sel-sel otak cepat rusak dan mati.

Sehingga, muncul gangguan pada fungsi memori dan timbul kepikunan (demensia). Alzhemier merupakan penyakit yang progresif (berkembang cepat dan memburuk), jika tidaksegera dikurangi derajat progresifitasnya, bisa merusak semakin banyak sel otak.

Baca Juga: Tom Cruise dan Hayley Atwell dikabarkan Telah Berpisah

Akibatnya, cepat melewati tahapan penyakit yang semakin buruk. Penyakit ini umumnya diawali dengan hilangnya short memory (memori jangka pendek). Pasien mulai sulit mengingat kejadian yang baru saja terjadi hingga beberapa hari sebelumnya.

Tapi, ia masih mampu mengingat masa lalunya, sehingga masih bisa diajak bernostalgia.Tahap kedua, si penderita bisa kehilangan intermediate memory, suatu kondisi hilangnya daya ingatan sampai berminggu-minggu.

Yang berbahaya ketika sudah terjadi long memory. Pasalnya, penderita sudah tidak dapat mengingat masa lalu maupun masa kini. Gejala awal sebenarnya dapat dikenali, yaitu adanya mild cognitive impearment (gangguan kognitif ringan).

Baca Juga: Greysia Polii ingatkan Apriyani Rahayu Saat Dibentak Deddy Corbuzier

Penderita yang mendapat gejala seperti ini umumnya, mengalami kesulitan dalam mempertimbangkan sesuatu. Dan, bagi yang mengalami gejala ini, hampir 30 persen akan mengidap alzheimer.

Untuk itu, penyakit ini harus dicegah sejak dini. Tidak ada pengobatan khusus untuk penderita alzheimer. Ketika seseorang sudah masuk tahap kepikunan, harus segera dicegah dengan obat-obat pembangkit memori.

Seperti, obat donepenzil dan rivasticmin. Obat-obat ini
setidaknya mampu mengurangi kecepatan menuju alzheimer. Namun, apabila sudah masuk dalam tahap alzheimer, maka salah satu tindakan yang bisa diambil adalah psikoterapi.

Baca Juga: One Piece: Kekuatan Buah Iblis Yamato Siluman Anjing, The Next Nakama Mugiwara no Luffy

Psikoterapi inipun sifatnya hanya membuat nyaman pasien tetapi tidak bersifat menyembuhkan. Salah satu bentuk psikoterapi adalah terapi kerja.

Caranya, dengan membuat jadwal kerja pada pasien, supaya merangsang daya ingatnya dan memicu aktivitas otak. Selain itu, bisa diberi terapi dengan menunjukkan foto-foto tertentu yang dapat membantunya mengingat masa lalu.

Susahnya, banyak penderita alzheimer tidak menyadari kalau dirinya mengidap penyakit gangguan otak ini. Beberapa diantaranya, bahkan sering menolak dan mengingkari bahwa dirinya mengidap alzheimer.

Baca Juga: Persija Akhirnya Raih Kemenangan, Taklukkan Perseloa 2-1

Biasanya, seseorang dengan penyakit Alzheimer menunjukkan perubahan kepribadian yang drastis. Misalnya, menjadi pencuriga, penakut atau mudah bimbang dan kebingungan. Sehingga sering menimbulkan persoalan dengan orang di sekitarnya.

Menurut hasil penelitian di Swedia yang dimuat di jurnal 'Lancet Neurology' edisi September 2005 lalu, menyimpulkan bahwa olahraga teratur bisa mengurangi risiko terkena penyakit kepikunan tersebut.

Hal itu didasarkan pada penelitian terhadap sekelompok sukarelawan berusia lanjut. Dari hasil penelitian itu diketahui bahwa mereka yang aktif secara fisik ketika masih muda, lebih kecil kemungkinannya terkena penyakit tersebut.

Halaman:

Editor: M Haidar

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x