Kurangi Risiko Alzheimer dengan Olahraga Teratur

- 25 September 2021, 15:57 WIB
Ilustrasi - Perempuan muda bersama wanita lansia
Ilustrasi - Perempuan muda bersama wanita lansia /Pexels/Andrea Piacquadio/

Baca Juga: Fakta Unik Tentang Hewan, Tercepat hingga Hewan Terkecil di Dunia

Telah lama diketahui bahwa olahraga mental, seperti mengisi teka-teki silang, bisa membantu mengurangi
kemungkinan mengidap penyakit Alzheimer. Logikanya adalah, pikiran atau otak yang sering digunakan, lebih kecil kemungkinannya terkena Alzheimer.

Namun, beberapa peneliti mengatakan mereka belum bisa memastikan pendekatan apa yang bisa mencegah penyakit tersebut. Latihan fisik belum dianggap sebagai cara ampuh untuk menjaga kesehatan otak.

Namun ada banyak bukti yang bisa mendukung hal itu. Mungkin saja sebabnya adalah latihan fisik bisa membantu melancarkan peredaran darah ke otak.

Baca Juga: Karawang Wisata Religi Makam Para Bupati Terdahulu

Mekanisme persisnya belum jelas, dan diharapkan percobaan terhadap tikus yang secara genetik mempunyai tanda-tanda mengidap Alzheimer bisa membantu memecahkan persoalan ini.

Namun penelitian baru menunjukkan olahraga teratur mengurangi secara drastis kemungkinan terkena pikun. Selain dengan olahraga, ada cara lain untuk mengurangi imbas terkena risiko alzheimer, yakni dengan diet asam folat.

Daya ampuh Folat terbukti melalui penelitian yang dilakukan di Amerika baru-baru ini. Studi terdahulu menyebutkan efek perlindungan dari vitamin sebagai antioksidan.

Baca Juga: Ekowisata Jembatan Cinta, Destinasi Wisata Unggulan di Kabupaten Bekasi

Dokter Maris M. Corrada dari University of California Irvine menyebutkan, bahwa tidak ada studi evaluasi yang mencari hubungan antara vitamin B dengan penyakit Alzheimer.

Oleh karena itu, kemudian ia mencoba menganalisa sebuah data dari Baltimore Longitudinal Study of Aging, yang dikaitkan dengan risiko penyakit Alzheimer.

Data tersebut diambil dari 579 subjek yang telah dicatat menu lengkapnya selama satu minggu. Kemudian, diikutiselama kurang lebih 9,3 tahun.

Baca Juga: Pesona Geopark Ciletuh Sukabumi, 7 Curug yang Menyimpan Keindahan Alam

Kelompok tersebut terbagi dalam dua kelompok. Yaitu, kelompok dengan intake vitamin E, C, B6, B12, folat dan karotenoid seperti yang disarankan RDA. Dan, kelompok satunya adalah yang konsumsi bahan tersebut berada di bawah rekomendasi RDA.

Setelah dianalisa, ternyata konsumsi bahan-bahan tersebut berkaitan erat dengan penurunan risiko penyakit Alzheimer.

Namun, dari hasil perhitungan data, hanya folat yang secara signifikan berhubungan erat dengan penurunan risiko ini.

Baca Juga: Tiga Destinasi Wisata Keren yang Wajib Dikunjungi di Bima

Hasil serupa ditunjukkan pada kadar total kolesterol, tekanan darah sistole, kebiasaan merokok, serta tingkat BMI (Body Mass Index). Dokter Corrada beserta timnya,memperkirakan, efek folat dapat menurunkan kadar homosistein.

Diketahui, kadar homosistein tinggi dapat meningkatkan risiko Alzheimer melalui jalur penyakit vaskular, toksisitas terhadap amyloid, serta sel saraf.

"Namun, uji coba klinis perlu dilakukan untuk meminimalkan efek lain yang tidak diketahui dari pemberian diet tinggi folat ini," saran Corrada.***

 

 

Halaman:

Editor: M Haidar

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x