Dibalik Bau Jengkol yang Menyengat Terdapat Jiwa yang Sehat

- 11 Oktober 2021, 09:38 WIB
Jengkol
Jengkol /Pixabay/andryhariana/

KARAWANGPOST - Jengkol atau jering adalah tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara. Masyarakat Indonesia sendiri mengenalnya sebagai bahan pangan. 
 
Jengkol dapat menimbulkan bau tidak sedap terutama bila dimakan segar sebagai lalapan, itulah sebabnya banyak yang tidak menyukai jengkol karena baunya yang menyengat.
 
Jengkol dapat dimakan segar ataupun diolah, disemur, digoreng, dibalado, dijadikan gulai atau dapat pula dijadikan keripik.
 
 
Tak banyak yang tahu, ternyata jengkol banyak manfaatnya untuk kesehatan tubuh, dari segi nutrisi jengkol memiliki vitamin, asam jengkolat, mineral, dan serat yang tinggi.
 
Menurut dari berbagai sumber yang sudah dirangkum, dapat disimpulkan manfaatnya sebagai berikut.
  • Mencegah anemia
  • Mengontrol kadar gula darah
  • Mengontrol tekanan darah
  • Meningkatkan stamina
  • Meningkatkan kekuatan tulang dan otot
  • Menguatkan tulang dan gigi
  • Mencegah maag dan asam lambung
  • Menyangkal radikal bebas
  • Baik untuk ibu hamil dan bayi
  • Menjaga kesehatan jantung
  • Sebagai sumber protein
  • Mencegah diabetes
  • Membantu menurunkan berat badan
  • Mengatasi sembelit
  • Mengatasi penyempitan pembuluh darah
  • Pembentukan jaringan tubuh
  • Mencegah resiko cacat pada janin
  • Mencegah penyakit kronis
  • Menyetabilkan organ vital
 
Namun patut diwaspadai, jika dikonsumsi berlebihan sebaiknya perlu diperhatikan, efek sampingnya akan menyebabkan terbentuknya kristal dan mengganggu urinasi. 
 
Jengkol memiliki kandungan sedikit beracun karena adanya kandungan asam jengkol yakni asam amino yang dapat menyebabkan djenkolism atau keracunan jengkol. 
 
Gejala yang muncul antara lain terjadinya kejang otot, pirai, retensi urin, dan gagal ginjal akut. Kondisi tersebut terutama dialami pria.
 
 
Selain bau, jengkol dapat mengganggu kesehatan seseorang jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya penumpukan kristal di saluran urin, yang disebut kejengkolan. 
 
Ini terjadi karena jengkol mengandung asam jengkolat yang tinggi dan sukar larut di air pada pH yang asam. 
 
Risiko terkena kejengkolan diketahui bervariasi pada setiap orang, dan dipengaruhi secara genetik oleh lingkungan.***
 

Editor: M Haidar

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x