KARAWANG POST - Program bantuan sosial (bansos) yang digulirkan pemerintah untuk masyarakat yang terdampak pandemi harus berdampak terhadap pemulihan ekonomi domestik.
Demikian disampaikan Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati.
"Dari awal skema nya itu namanya bantuan, jadi seolah-seolah seperti dana perlindungan sosial. Padahal dana itu harus produktif dan berdampak bagi pemulihan ekonomi, untuk itu konsepnya harus jelas terlebih dahulu," ungkapnya dilansir Antara, Selasa 29 Desember 2020.
Baca Juga: Satgas COVID-19 Karawang akan Bubarkan Kerumunan saat Perayaan Malam Tahun Baru 2021
Contoh bansos adalah Bantuan Langsung Tunai (BLT) subsidi upah sebesar Rp2,4 juta per penerima hingga bantuan Jaringan Pengaman Sosial (JPS) di Kementerian Tenaga Kerja.
Menurut Enny, jika skema seperti itu tetap dipertahankan, tak ubahnya seperti "transfer payment" "atau semacam "saweran" untuk sekedar bertahan hidup.
"Kalau bantuan yang sekarang ini kesannya kalau sudah disalurkan ya selesai. Padahal kan nggak. Lalu apakah itu akan berdampak pada pemulihan ekonomi nasional? Ini tidak jelas ukuran maupun indikator keberhasilannya, efektivitasnya bagaimana?" ungkapnya.
Baca Juga: Ditetapkan Tersangka Pemeran Utama Video Syur 19 Detik, ini Profil Singkat Gisel
Ia menyarankan agar pemerintah mengubah "concern" skema bantuan tersebut, yaitu bagaimana bansos juga dapat membantu meningkatkan produktivitas penerima bantuan.