Neraca Perdagangan RI 2020 Surplus 21,7 Miliar Dolar AS, Kemendag Tingkatan Ekspor Nonmigas untuk PEN

- 11 Februari 2021, 23:15 WIB
Ilustrasi Pergerakan Saham
Ilustrasi Pergerakan Saham /pixabay/Karawangpost


KARAWANGPOST
- Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan, Kementerian Perdagangan berupaya meningkatkan ekspor nonmigas untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi COVID-19. Salah satu caranya dengan mengoptimalkan perjanjian perdagangan internasional.

“Untuk mencapai target pertumbuhan ekspor nonmigas, kita harus membuka pasar Indonesia dan berkolaborasi dengan berbagai negara melalui perjanjian dagang yang sudah ada. Hal itu sekaligus sebagai upaya meningkatkan nilai tambah masing-masing produk yang diekspor,” ujar Mendag pada Kamis, 11 Februari 2021.

Sejumlah perjanjian perdagangan itu ialah Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IKCEPA), Indonesia-Pakistan Preferential Trade Agreement (IP-PTA).

Baca Juga: Menkes Berbahagia Satu Juta Garda Terdepan Nakes Sudah Vaksinasi COVID-19

Kemudian juga, Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), Indonesia-Chile Comprehensive Economic Partnership Agreement (IC-CEPA), dan perjanjian lain yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong ekspor produk lebih banyak.

Neraca perdagangan Indonesia pada 2020 mencatatkan surplus sebesar 21,7 miliar dolar AS dan menjadi yang tertinggi sejak 2012. Namun, hal ini perlu diwaspadai karena surplus neraca perdagangan disebabkan penurunan impor yang lebih tajam dibandingkan penurunan ekspornya.

Baca Juga: Kejari Karawang Salurkan Bantuan Korban Banjir 

Ekspor selama 2020 hanya turun 2,6 persen (YoY), sementara impor turun hingga 17,3 persen (YoY). “Ada tiga negara yang menjadi sumber surplus neraca perdagangan terbesar Indonesia, yaitu dengan Amerika Serikat surplus 11,13 miliar dolar AS, India surplus 6,47 miliar dolar AS, dan Filipina surplus 5,26 miliar dolar AS,” ungkap Lutfi.

Lima produk ekspor dengan pertumbuhan positif tertinggi pada 2020/2019 (YoY) adalah besi baja sebesar 46,84 persen, perhiasan 24,21 persen, minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) 17,5 persen, furnitur 11,64 persen, dan alas kaki 8,97 persen.

Baca Juga: BPBD Karawang Terima Bantuan Paket Sembako Istana Kepresidenan untuk Korban Banjir Karawang

Halaman:

Editor: Zein Khafh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x