BBM Berbasis Minyak Atsiri Mampu Atasi Penurunan Emisi Gas Buang

13 September 2023, 16:15 WIB
Emisi gas buang kendaraan /Karawangpost/Pixabay/geralt

KARAWANGPOST - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) secara berkesinambungan tengah mencari solusi penurunan emisi gas buang.

Solusi penurunan tersebut melalui penggunaan industri bioaditif bahan bakar minyak (BBM) berbasis minyak atsiri di dalam mesin pembakaran atau internal combustion engine.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika menjelaskan, bioaditif berfungsi untuk menyempurnakan pembakaran BBM di dalam ruang bakar mesin sehingga dapat mengurangi emisi gas buang dengan menstabilkan kepadatan dan memperbaiki atomisasi bahan bakar.

Baca Juga: Bandit Jaringan Narkotika Berhasil di Ringkus Polres Karawang

"Sehingga bisa menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna, lebih bersih, efisien, dan mengurangi konsumsi BBM,” ujar Putu, Selasa 12 September 2023.

Saat ini pihaknya telah memfasilitasi penyusunan standar mutu produk bioaditif melalui SNI Nomor 8744:2019 Bioaditif berbasis minyak atsiri untuk bahan bakar motor diesel.

“Ini adalah langkah penting dalam memastikan bahwa produk bioaditif berbasis minyak atsiri memenuhi standar mutu dan kompatibilitas sesuai yang ditetapkan,” jelas Putu.

Baca Juga: Bawaslu Karawang: Ingat!! Sanksi Pidana untuk Kades yang Terlibat Kegiatan Kampanye Pemilu 2024

Sementara itu, Ketua Perkumpulan Bioaditif Berbasis Minyak Atsiri Indonesia, Raeti menyampaikan, produk Bioaditif BBM telah dikembangkan sejak tahun 1990-an dan telah dijual secara business to business sejak tahun 2006 untuk sektor industri, pertambangan, dan sektor komersial lainnya dengan kinerja yang baik.

Berdasarkan data hasil pengujian produk bioaditif BBM minyak atsiri oleh laboratorium pengujian, untuk alat berat, mesin diesel statis dan kendaraan bermotor diesel.

Baca Juga: Bupati Karawang Sebut Banyak Sekali Keluhan Terkait Susahnya Recruitmen Tenaga Kerja

Penggunaan bioaditif mampu menurunkan emisi karbon (COx) hingga 83,78%, emisi nitrogen (NOx) hingga 85,22%, kadar pengotor partikel hingga 80 – 85%, dan penurunan kadar air pada bahan bakar hingga 10,52%.

Raeti mengungkapkan, produk bioaditif BBM berasal dari bahan organik minyak atsiri yang 100% dibudidayakan oleh petani lokal dan diolah menjadi produk bernilai tambah tinggi.

“Penggunaan Bioaditif BBM hanya sebanyak 1 permil (1 per seribu) bagian dari volume BBM dengan cara diteteskan ke dalam tangki bahan bakar tanpa proses atau peralatan blending khusus,” jelas Raeti.***

Editor: M Haidar

Sumber: Kemenperin

Tags

Terkini

Terpopuler