KARAWANGPOST - Agar stok dan permintaan kedelai di pasaran tetap terpenuhi kebijakan impor masih jadi perhatian utama pemerintah.
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menyatakan, pemenuhan kedelai yang sebagian besar masih impor menjadi perhatian.
“Karena ini terkait ketersediaan pangan, maka concern utama kita adalah pasokan kedelai terpenuhi sehingga stabilitas pasokan dan harganya terjaga," ujar Arief saat menghadiri Rakornas Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) pada Rabu 31 Januari 2024 di Yogyakarta.
Baca Juga: Pemerintah akan Pastikan PT Pindo Deli II Karawang Hari ini ditutup Sementara
"Ini yang kita upayakan sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo, dan tentunya butuh sinergitas kita semua untuk mewujudkan hal tersebut,” lanjutnya.
Berdasarkan neraca pangan nasional, total produksi kedelai dalam negeri tahun 2022 mencapai 301 ribu ton, sedangkan total kebutuhan nasional mencapai 2,8 juta ton.
"Artinya kebutuhan kedelai masih defisit sekitar 2,5 juta ton. Kebutuhan tersebut masih harus dipenuhi dari importasi," jelasnya.
Baca Juga: Presiden Jokowi Menghargai Keputusan Mundur Menkopolhukam Mahfud MD
Sementara itu, untuk menjaga ketersediaan dan stok kedelai nasional, Badan Pangan Nasional telah menetapkan target jumlah Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) untuk kedelai pada tahun 2024 sebesar minimal 100 ribu ton, dengan jumlah minimal stok akhir tahun 2024 sebesar 20 ribu ton.