Kluster Industri Penyumbang Angka Terparah dalam Sejarah Terpapar Positif Covid-19 Malaysia

- 15 Desember 2020, 04:38 WIB
Ilustrasi Perusahaan
Ilustrasi Perusahaan /Pexels/Tiger Lily/

KARAWANGPOST - Klaster industri Malaysia penyumbang terbesar angka terpapar virus corona di negara tersebut.

Salah satu perusahaan produsen sarung tangan karet terbesar di dunia Top Glove baru saja mengumumkan kasus kematian pertama dari karyawan pabrik akibat terpapar Covid-19.

Virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 diketahui telah menyebar di asrama dan pabrik milik produsen sarung tangan karet terbesar di dunia itu.

Baca Juga: Sudah Cair BLT UMKM, Berikut Cara Cek Daftar Penerima Melalui eform.bri.co.id/BPUM

Klaster Covid-19 di pabrik Top Glove menjadi yang paling besar di Malaysia sejak awal pandemi melanda Negeri itu.

Dilansir Pikiran Rakyat dari Al Jazeera, Terpapar Covid-19, Pabrik Sarung Tangan Karet Terbesar Dunia Jadi Klaster Paling Besar di Malaysia.

Perusahaan tersebut melaporkan pada Reuters melalui surel, pekerja yang meninggal dunia merupakan karyawan berusia 29 tahun asal Nepal.

Baca Juga: Rekonstruksi; Setelah Mencekik dan Rebut Senjata Petugas, Empat Anggota FPI itu Didoru

Ia telah bekerja selama lebih dari dua tahun di pabrik di Klang, Selangor, 40 kilometer dari Kuala Lumpur.

Pria asal Nepal itu meninggal dunia setelah mengalami fibrosis paru akibat Covid-19 pada Sabtu 12 Desember 2020.

Virus corona telah merebak di pabrik Top Glove dan menyerang lebih dari 5.000 pekerja di sana.

Baca Juga: Total 53 Adegan, Rekonstruksi Penembakan Anggota FPI Berlangsung Lebih dari Empat Jam

Angka ini merupakan yang terbesar bagi Malaysia, negara Asia Tenggara yang sedang berupaya keras menghadapi gelombang ketiga pandemi Covid-19.

Gelombang ketiga pandemi Covid-19 menyerang Malaysia sejak Oktober 2020 lalu, pascapemilu Sabah.

Gelombang ini merebak di wilayah perkantoran dan pabrik di Kuala Lumpur sehingga membuat pihak berwenang kewalahan mengendalikannya.

Baca Juga: Didominasi Usia Milenial, Kasus Covid-19 di Karawang Nyaris Tembus 4 Ribu

Untuk kasus di pabrik Top Glove, pertama kali terdeteksi pada Senin 2 November 2020.

Awalnya, salah seorang pekerja mengikuti tes swab Covid-19 saat akan pulang kampung menggunakan pesawat.

Namun, ternyata hasilnya positif. Setelah pelacakan kontak, jumlah pasien positif pun terus meningkat.

Baca Juga: Berantas Narkoba BNNK Karawang Tetapkan Empat Desa Bersinar

Alhasil, pemerintah setempat menerapkan lockdown parsial dan meminta perusahaan tersebut menutup pabrik yang terpapar Covid-19 bulan lalu.

16 pabrik ditutup sementara pada November 2020 dan 12 pabrik lainnya mengurangi kapasitas produksinya.

Sementara itu, para pekerja mengikuti screening Covid-19 dan menjalani isolasi mandiri di asrama masing-masing.

Baca Juga: Anggaran Covid-19 di Karawang Capai Rp162 Miliar, Kasusnya Terus Bertambah

Sayangnya, kondisi asrama dan pabrik terlalu padat sehingga para pekerja mengeluh tidak bisa menerapkan jaga jarak. Satu kamar asrama bahkan diisi sampai 20 orang pekerja.

Pekan lalu, laporan keuangan perusahaan Top Glove mengungkap 94 persen pekerja yang dinyatakan negatif Covid-19 telah kembali bekerja.

Baca Juga: Pelanggaran Pilkada Karawang, Politik Uang hingga Netralitas PNS

"Keamanan dan kesehatan pekerja kami dan masyarakat sekitar menjadi prioritas paling tinggi untuk mengendalikan situasi serta melandaikan kurva Covid-19," tutur mereka.***

Editor: M Haidar

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah